Liputan6.com, Jakarta Menyusul beberapa raksasa teknologi yang sudah lebih dulu membuka layanan pusat datanya di Indonesia, raksasa teknologi China, Tencent kabarnya akan segera membangun dua pusat data pertamanya di Indonesia.
Dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (13/4/2021) perusahaan induk dari WeChat ini kabarnya berencana membangun lebih banyak lagi pusat data di Asia. Di Korea Selatan, Thailand, Timur Tengah, termasuk dua di Indonesia pada akhir tahun ini.
"Saya pikir Indonesia sebenarnya adalah salah satu pasar bisnis cloud dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara," kata Poshu Yeung, wakil presiden Tencent Cloud Internasional.
"Ini adalah pertama kalinya kami meluncurkan dua pusat data di tahun yang sama di pasar yang sama. Ini menunjukkan seberapa besar komitmen kami dan seberapa besar kami menghargai pasar lokal." tambah Yeung.
Rencananya pusat data Tencent ini akan beroperasi di kawasan pusat bisnis Jakarta. Dan akan membantu melayani penyediaan cloud bagi layanan keuangan, hiburan, e-commerce, gaming dan layanan pembelajaran online.
Tencent mengoperasikan 20 pusat data yang berada di luar China, beberapa di Eropa dan Amerika Serikat. Namun ketegangan yang meningkat antara China dan beberapa negara barat, Tencent berencana menambah 30 hingga 50 persen pusat datanya di Asia.
Keputusan untuk memperbanyak layanannya di Asia ini makin meramaikan kompetisi bisnis cloud di Asia-Pasifik. Tidak mengherankan jika melihat pertumbuhan startup yang sangat signifikan di kawasan ini, terlebih sepanjang musim pandemi.
Sebagian besar pemaian utama pusat data di Asia-Pasifik ialah Alibaba, Amazon dan Microsoft. Tencent berada di posisi keempat dari segi porsi market.
Sementara itu, Alibaba yang saat ini sudah membangun dua pusat data di Indonesia, juga berencana menambah satu pusat data lagi tahun ini.
Saksikan Video Ini
Perkuat Pasar Indonesia
Ilustrasi Pendanaan (Funding) Startup via The American Genius
Bukan hanya memberi jasa penyimpanan data bagi perusahaan lain, Tencent juga menggunakan rencana ini untuk memperluas jaringan bisnisnya.
Terutama untuk membangun pusat data khusus di negara tujuan dimana layanan bisnis digitalnya sedang berkembang, seperti aplikasi streaming musik Joox serta WeTV.
"Fakta bahwa kita punya banyak bisnis dan juga perusahaan investee di seluruh dunia yang menargetkan atau menjalankan bisnis di Indonesia, sangat masuk akal bagi kami untuk memiliki pusat data sendiri," sebut Yeung.
Selain Joox dan WeTV, Tencent sudah lama masuk ke sejumlah startup Indonesia. Gojek tahun lalu kembali mengumumkan bahwa Tencent menambah nilai investasinya di startup bertatus decacorn itu, setelah sebelumnya Tencent sudah berinvestasi di Gojek sejak 2017.
Selain itu, Tencent juga sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah Indonesia untuk membuka layanan dompet digital WeChat Pay di Indonesia sejak tahun lalu. Masuknya WeChat Pay ke sistem keuangan digital Indonesia ini menambah banyak bisnis Tencent yang beroperasi di Indonesia.
Sebenarnya masih banyak lagi bisnis Tencent yang menguasai pasar Indonesia, bukan hanya WeChat Pay dan Gojek.
Tencent juga merupakan pemilik dari sejumlah layanan gaming terkemuka dalam negeri, seperti PUBG Mobile, AOV, League of Legend hingga Clash of Clans.
Reporter: Abdul Azis Said
Advertisement