Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orangtua mulai mengajarkan puasa Ramadan ke anak biasanya saat 6-7 tahun. Lalu, sebagian anak ada yang sudah bisa puasa penuh di usia beragam ada yang 10 tahun atau kurang dari itu. Lalu, apakah puasa bisa memengaruhi pertumbuhan anak?
Dokter spesialis anak konsultan nutrisi Aryono Hendarto mengungkapkan bahwa orangtua tidak boleh memaksa anak untuk ikut puasa bila belum akil balig.
Advertisement
"Kecuali dia sudah balig. Kalau anak laki-laki ditandai sudah mimpi basah, sedangkan anak perempuan sudah haid. Itu baru wajib. Kalau belum balig, jangan dipaksa ya," kata dalam webinar daring bersama Guru Besar FKUI lainnya pada Senin (12/4/2021).
Secara ilmiah ada alasan mengapa anak yang sudah akil balig yang wajib puasa. Saat anak sudah akil balig, kata Aryono, pertumbuhan masih terjadi tapi tidak sepesat sebelumnya.
Terkait pertumbuhan yang menjadi perhatian Aryono adalah pada anak yang baru belajar puasa di kisaran umur 6-10 tahun. Jika asupan protein hewani saat belajar puasa atau sudah bisa puasa terpenuhi, bisa berimbas pada pertumbuhan.
"Salah satu yang penting terhadap pertumbuhan adalah diperlukannya asam amino lengkap. Nah, asam amino lengkap ini ada di protein hewani," kata pria kelahiran Nebraska, Amerika Serikat 60 tahun lalu itu.
Oleh karena itu, Aryono mengingatkan kepada orangtua agar memenuhi kebutuhan asupan protein hewani anak saat sahur atau berbuka. Misalnya dari daging sapi, ayam, ikan, telur.