Liputan6.com, Jakarta Ramadan merupakan bulan yang paling dinanti karena semua umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa. Namun nggak jarang, menjelang berpuasa, muncul keraguan bahkan kekhawatiran tersendiri bagi para penderita diabetes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Diabetes dan Endokrin, dr. Roi P. Sibarani, SpPD-KEMD, FES dari RS EMC Sentul menjelaskan, menjelang berpuasa, biasanya para pasien diajak untuk berdiskusi terkait cara mengendalikan gula darah.
Advertisement
"Umumnya sebelum bulan puasa, saya selalu melakukan pertemuan dengan para pasien, gimana caranya berpuasa dengan cara yang sehat bagi para diabetesi," ujar dr. Roi dalam diskusi singkatnya beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi tersebut, dr. Roi mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ditakuti para diabetesi saat bulan puasa, yaitu:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan di mana gula darah (glukosa) dalam darah berada di bawah batas normal. dr. Roi menjelaskan bahwa ketika hipoglikemia terjadi dan berbahaya jika kadar gula darah di bawah 72 mg/dL.
"Pada akhirnya gejala yang ditimbulkan mulai dari rasa lapar berlebihan, pusing dan sempoyongan, bahkan menyebabkan keringat dingin karena tubuh berusaha beradaptasi dengan gula darah yang rendah. Alhasil tubuh pun mengeluarkan suatu hormon yang menyebabkan pembuluh darah mengecil dan denyut jantung berlebihan," jelas dr. Roi.
Advertisement
2. Hiperglikemia
Ini kebalikan dari hipoglikemia, yaitu suatu keadaan di mana gula darah dalam tubuh (glukosa) naik atau tinggi. Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan atau tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik.
Gejalanya mulai dari mulut dan kulit terasa kering, sering merasa haus, penglihatan kabur, intensitas buang air kecil meningkat, pusing, hingga napas terasa terengah-engah.
3. Dehidrasi
Ini adalah salah satu gejala yang ditimbulkan saat seseorang menderita diabetes, jika kamu mengalami hiperglikemia. Ketika intensitas buang air kecil meningkat, artinya tubuh membutuhkan cairan untuk menggantikan cairan yang sudah dikeluarkan dari dalam tubuh.
Advertisement
4. Penggumpalan Darah
Kondisi ini terjadi sebenarnya karena gula darah tinggi yang menyebabkan dehidrasi. Saat dehidrasi, artinya kadar elektrolit dalam tubuh tubuh menurun drastis dan cairan diserap dengan cepat. Akibatnya darah menjadi lebih kental dan berpotensi pada penggumpalan darah.
Lalu apa yang terjadi jika terjadi penggumpalan darah? Risikonya mulai dari melemahnya otot yang menyebabkan cedera dan mengalami patah tulang hingga terjadi stroke.
5. Ketoasidosis Diabetik
dr. Roi menjelaskan penyebab ketoasidosis diabetik karena penyerapan gula dalam ke dalam sel terhenti karena produksi asam darah tubuh atau zat keton tinggi.
"Zat keton inilah yang berbahaya bagi pasien diabetes karena tubuh nggak bisa menyerap glukosa ke dalam sel-sel tubuh," jelasnya.
Dari lima kekhawatiran yang sering dirasakan para penderita diabetes di bulan Ramadan, namun ada solusinya. Ya, dr. Roi mengatakan bahwa para penderita diabetes bisa menjalankan ibadah puasa sehat dengan lancar.
Caranya adalah rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. Selain itu, penderita diabetes juga dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat.
Untuk obat-obatan, minumlah saat berbuka puasa saat akan makan utama. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi dosisnya.
"Misalnya dosis 2mg yang dikonsumsi pada waktu berbuka puasa, dosisnya dikurangi setengahnya, obatnya dipotong jadi dua. Lalu, disarankan nggak minum obat saat sahur. Namun akan lebih baik lagi, jika konsultasi ke dokter spesialis yang menanganinya untuk menanyakan terkait pengonsumsian obat-obatan diabetes," saran dr. Roi.
Jika masih ada pertanyaan seputar penyakit diabetes dan segala risikonya, ada baiknya kamu memilih dokter dari rumah sakit yang telah mendukung berbagai fasilitas medis lengkap dan terkini.
Dengan begitu, setiap layanan yang diberikan ke konsumen dapat berjalan maksimal, termasuk menyoal perawatan kesehatan.
(*)
Advertisement