Liputan6.com, Flores Timur - Usai bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggalkan banyak kisah haru bagi warga yang terdampak banjir bandang, Minggu (4/5/2021) lalu.
Kisah ini datang dari seorang bocah empat tahun bernama Selo. Selo selamat setelah lima jam terendam lumpur saat bencana banjir bandang melanda Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga
Advertisement
Bocah empat tahun itu merupakan salah seorang korban selamat saat Pulau Adonara diterjang banjir bandang. Banjir bandang ini menewaskan puluhan orang di 3 kecamatan yang ada di Pulau Adonara.
Selo anak dari Emanuel Rohidi dan Windiyani Pasutri yang tinggal di bantaran Kali Waiwerang, tepatnya di Desa Saosina, Kecamatan Adonara Timur.
Kepada Liputan6,com, Sabtu (10/2021), ayah Selo mengisahkan, sejak pukul 01.30 Wita dini hari, bocah ini terseret banjir. Namun, ia ditemukan selamat karena tersangkut di dahan pohon, Senin (5/4/2021) pagi.
"Anak saya Selo hilang saat bencana melanda Pulau Adonara, pada Senin (5/4/2021), pukul 01.30 Wita. Di tengah badai, hujan dan banjir yang diselimuti gelap kala itu, saya dan keluarga mencari Selo," Emmanuel mengenang.
Rasa putus asa sempat menghampiri benaknya. Namun, dia dan keluarga kembali bersemangat mencari Selo. Mereka akhirnya menemukan bocah itu sekitar pukul 07.30 Wita.
Selo ditemukan tertimbun lumpur. Hanya kepalanya yang terbebas. Dia tersangkut pada sebatang pohon. Dengan tenaganya yang masih tersisa, si bocah memanggil opanya.
“Kami terus mencarinya. Saat opanya memanggil namanya Selo, dia langsung menjawab opa," katanya.
Keluarga bersyukur Selo ditemukan dalam keadaaan sehat. Warga pun berharap, mukjizat yang dialami Selo akan dialami warga korban bencana NTT lainnya yang masih hilang.
Video kesaksian mengenai Selo yang selamat saat bencana NTT ini pun banyak mendapat respons dari warganet. Mereka menganggap kisah yang dialami Selo sebagai mukjizat.
Diketahui, bencana yang terjadi sejak Minggu (4/4/2021) itu menyebabkan hampir sebagian besar pulau bersuku Lamaholot itu terdampak. Bencana yang dipicu badai Siklon Tropis Seroja menyebabkan 71 korban jiwa dan lima orang masih dinyatakan hilang.