Liputan6.com, Jakarta - Adonara merupakan sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara, yakni tepatnya di sebelah timur Pulau Flores. Luas wilayahnya sebesar 509 km persegi yang dibatasi oleh Laut Flores di sebelah utara, Selat Solor di selatan, dan Selat Lowotobi di barat.
Pulau Adonara merupakan bagian dari Kabupaten Flores Timur dengan ibu kota Kabupaten Larantuka. Sebagian besar penduduknya beragama Katolik, dan ada juga yang beragama Islam. Meski begitu, mereka hidup rukun dan saling berdampingan.
Baca Juga
Advertisement
Pulau Adonara terdiri dari delapan kecamatan, salah satunya, Kecamatan Adonara Timur Waewerang yang menjadi daerah paling ramai dan banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi. Selain itu, Adonara juga memiki keindahan alam dengan pesonanya yang masih sangat alami, seperti pantai.
Namun, hal-hal menarik tentang Adonara tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta menarik di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat, 9 April 2021.
1. Sejarah Adonara
Dulu, Adonara merupakan sebuah kerajaan yang didirikan pada 1650. Kerajaan tersebut terletak di pulau pegunungan berapi dengan nama Pulau Adonara di Kepulauan Sunda Kecil.
Nama Adonara merupakan gabungan dari dua kata Lamaholot yakni Ado dan nara. Ado merupakan nama laki-laki pertama yang mendiami pulau Adonara yaitu Kelake Ado Pehan, sedangkan nara artinya kampung, bangsa, atau kaum kerabat.
Pulau Adonara dan pulau-pulau di sekitarnya dibagi di antara penduduk pesisir yang dikenal sebagai Paji, dan penduduk pegunungan yang disebut Demon. Adonara dimekarkan menjadi delapan kecamatan pada 2001 dan 2006 lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Dikenal Perang Tanding
Perang tanding merupakan perang antara dua suku yang memperebutkan tanah. Perang ini terjadi pada 5 Maret 2020 lalu di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Pulau Adonara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peperangan yang terjadi ini merenggut enam jiwa yang berstatus sebagai warga Desa Sandosi.
Peristiwa ini baru diketahui setelah adanya korban jiwa lantaran lokasi kejadian berlangsung di tempat yang tidak terjangkau oleh akses komunikasi. Usai pecahnya perang perebutan tanah itu, Wakil Bupati Flores Timur, mengimbau masyarakat untuk tidak saling terprovokasi.
3. Pasir Timbul Mekko
Dinamai pasir timbul, lantaran terdapat gundukan pasir di tengah laut seperti pulau kecil yang tak berpenghuni. Luasnya kurang lebih tidak sampai 1 km persegi. Pasir putih yang sedikit berwarna pink ini kontras dengan warna laut yang biru kehijauan.
Warna pink dari Pasir Timbul Mekko itu berasal dari kepingan karang yang hancur. Letaknya di dekat Dusun Mekko, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
4. Keramahan Warga Lokal
Berkunjung ke Pulau Adonara siap-siap akan disambuti oleh keramahan warga lokal. Bila wisatawan bertegur sapa dengan orang lokal dijamin akan disambut dengan senyuman yang merekah indah.
Tampang yang kesannya pemarah justru berbanding terbalik saat sudah mulai saling bertegur sapa. Kesan ramah ini akan selalu terlihat pada masyarakat Adonara dan sekitarnya karena mereka menganggap wisatawan adalah tamu yang harus dihormati.
Advertisement
5. Jagung Titi
Jagung titi merupakan makanan kuliner khas Adonara yang diolah dari biji jagung dan dititi di atas batu. Jagung yang digunakan untuk membuat camilan ini bukan jagung biasa di, melainkan jagung pulut putih yang hanya ada di Nusa Tenggara Timur.
Proses pengolahan jagung titi terlihat tidak rumit atau sederhana, namun cukup memakan waktu yang lama. Cara pengolahannya dengan menggoreng jagung sampai setengah matang. Jagung yang panas ini kemudian diambil sedikit demi sedikit lalu dititi di atas batu yang rata sampai jagung berbentuk rata.
6. Kain Tenun yang Indah
Pulau Adonara merupakan salah satu wilayah penghasil kerajinan tenun ikat atau kain ikat yang berada di Kabupaten Flores Timur. Bagi penduduk Adonara, tenun ikat bukan sekadar busana yang dikenakan sehari-hari, ataupun aksesori, namun juga digunakan untuk upacara adat, pernikahan, pemakaman, dan hari raya agama.
Kain tenun ikat Adonara memiliki tiga motif, yaitu Kewatek, Nowing, dan Senai. Kewatek digunakan untuk wanita, Nowing untuk laki-laki, sedangkan Senai untuk wanita dan laki-laki. Kain tenun ini dibuat 90 persen dari bahan alam yaitu, kapas yang dipintal dan ditenun menggunakan tangan. (Melia Setiawati)
Banjir Bandang Terjang NTT
Advertisement