Bill Hwang, Sosok di Balik Archegos yang Kehilangan Rp 291 Triliun dalam 2 Hari

Bill Hwang, sosok di balik Archegos ini kehilangan kekayaan Rp 291,88 triliun dalam dua hari setelah beberapa taruhan dana Archegos Investment Fund yang kacau.

oleh Agustina MelaniPipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Apr 2021, 07:37 WIB
(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)

Liputan6.com, Jakarta - Bill Hwang, pendiri Archegos Capital Management mengumpulkan kekayaan USD 20 miliar atau sekitar Rp 291,88 triliun (asumsi kurs Rp 14.594 per dolar AS) melalui investasi cerdas tetapi kemudian kehilangan semuanya dalam dua hari pada Maret 2021.

Bill Hwang, sosok di balik Archegos ini kehilangan kekayaan Rp 291,88 triliun dalam dua hari setelah beberapa taruhan dana Archegos Investment Fund yang kacau.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Hwang, lulusan hedge fund Tiger Management in mengambil dana sekitar USD 200 juta atau sekitar Rp 2,91 triliun pada 2013 dan mengubahnya menjadi kekayaan USD 20 miliar dengan bertaruh sukses pada saham teknologi.

Namun, hal itu semua runtuh pada akhir Maret 2021 ketika beberapa taruhan Hwang mulai bermasalah. Apalagi taruhannya yang leverage atau berisiko karena memakai pinjaman.

Bank pun menjual sebagian besar investasinya. Penjualan tersebut merontokkan sekitar USD 35 miliar dari nilai saham berbagai media Amerika Serikat (AS) dan perusahaan teknologi China dalam sehari.

Bloomberg melaporkan, investasi awal Hwang melalui family office Archegos Capital Management termasuk Amazon, perusahaan pemesanan perjalanan Expedia, Linkedln, dan Netflix memperoleh bayaran USD 1 miliar.

Taruhan Bill Hwang kemudian bergeser ke sejumlah perusahaan terutama konglomerat media seperti ViacomCBS dan Discovery. Ia juga memilih perusahaan teknologi China seperti Baidu dan GSX Techedu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Akhir Maret 2021 Mulai Bermasalah

Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Investasi Archegos mendorong kinerja keuangan perseroan dalam posisi yang kuat pada pada kuartal akhir 2020. Saham yang dimiliki Archegos melonjak lebih dari 30 persen. Akan tetapi, taruhan di ViacomCBS menjadi sangat bermasalah bagi Hwang. Harga saham ViacomCBS mulai rontok sejak 22 Maret 2021.

Saham ViacomCBS turun selama seminggu sehingga menyebabkan broker utama Archegos-bank besar yang meminjamkan uang dan memproses perdagangannya meminta lebih banyak uang sebagai jaminan. Hal ini juga yang dikenal sebagai margin call.

Perusahaan sekuritas akan menelpon klien atau nasabah untuk menambah modal karena nilai saham yang dimiliki turun. Jika tidak menambah modal, perusahaan sekuritas dapat menjual portofolio saham yang dimiliki dengan harga berapa pun.

Dengan Hwang tidak dapat menyediakan uang tunai, Morgan Stanley menjual sekitar kepemilikan saham yang dimiliki Archegos dengan harga diskon, berdasarkan laporan Bloomberg. Kemudian diikuti Goldman Sachs yang menjual miliaran dolar AS saham perusahaan. Langkah cepat tersebut membuat Morgan Stanley dan Goldman Sachs dikabarkan terhindar dari kerugian akibat Archegos.


Credit Suisse dan Nomura Terkena Imbas Archegos

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Namun, langkah sejumlah bank tidak begitu cepat. Credit Suisse dan Nomura diperkirakan alami rugi masing-masing USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 68,58 triliun dan USD 2 miliar atau sekitar Rp 29,21 triliun.

Alasan utama mengapa kekayaan Hwang runtuh secara spektakuler karena dia menggunakan leverage yang besar. Ini artinya Archegos meminjam banyak uang untuk mendanai investasinya. Langkah Archegos tersebut hadapi kerugian besar ketika situasi menjadi buruk.

Analis RBC Capital Markets Gerad Cassidy menuturkan, leverage selalu menjadi pedang bermata dua. "Dalam pasar bullish ketika harga naik, hal itu meningkatkan keuntungan Anda. Kemudian pasar jatuh seperti yang dilihat dalam kasus khusus ini, itu seperti memotong,” kata dia dilansir dari Business Insider.

Archegos tidak dapat diminta komentar mengenai hal ini. Namun, juru bicara Karen Kessler pernah menuturkan, kalau saat ini waktu menantang bagi family office Archegos Capital Management, mitra dan karyawan. "Semua rencana sedang dibahas saat Hwang dan tim menentukan jalan terbaik ke depan,” ujar dia.

 


Siapa Bill Hwang?

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Dilansir dari CNBC, Kamis, 1 April 2021, Bill Hwang adalah mantan anak didik dari manajer hedge fund legendaris Julian Robertson yang membimbing dan mendukung beberapa investor dengan kinerja terbaik, termasuk Stephen Mandel, Lee Ainslie dan Chase Coleman. Investor yang dilatih oleh Mr. Robertson yang kemudian memulai perusahaan hedge-fund mereka sendiri dikenal di Wall Street sebagai “Tiger Cub”.

Hwang memulai sebagai salesman saham di Hyundai Securities pada awal 1990-an. Sebelum Archegos, Hwang membangun hedge fund Tiger Asia Management yang berbasis di New York dan berfokus pada investasi Asia. 

Pada 2012, Hwang mengaku bersalah telah melakukan insider trading terhadap saham bank China. Hwang kemudian setuju membayar USD 44 juta atau sekitar Rp 639,12 miliar (asumsi kurs Rp 14.525 per dolar AS) untuk menyelesaikan dakwaan dari Komisi Sekuritas dan Bursa. 

Agensi tersebut menuduh Hwang menggunakan informasi rahasia yang diterima dalam penawaran penempatan pribadi (private placement offerings) untuk menjual tiga saham bank China dengan short selling. 

Short selling adalah strategi saat investor menjual saham pinjaman dengan tujuan untuk membelinya kembali di masa depan dengan harga yang lebih rendah. Setelah penyelesaian, Hwang menutup Tiger Asia Management dan lahirlah Archegos. Archegos adalah kata alkitabiah Yunani untuk pemimpin atau pangeran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya