Harga Pangan Mulai Naik di Awal Ramadan, Tertinggi Daging Ayam

Sejumlah bahan pangan di pasar wilayah Jabodetabek dan Bandung mulai merangkak naik pada awal Ramadan tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2021, 12:20 WIB
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, sejumlah bahan pangan di pasar wilayah Jabodetabek dan Bandung mulai merangkak naik pada awal Ramadan tahun ini. Terutama untuk komoditas daging ayam dan minyak goreng.

"Kita lihat memang (harga pangan) mulai ke tren kenaikan ya mas di Jabodetabek dan Bandung sih. Seperti daging ayam dan minyak goreng nih," ucapnya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (13/4).

Dia mencatat, kenaikan harga pangan tertinggi di awal Ramadan ini terjadi pada komoditas daging ayam. Adapun saat ini harga jual daging ayam mencapai Rp40.000 per kilogram (kg).

"Jadi, harga daging ayam ini sudah naik tinggi ya di awal puasa ini. Karena sebelumnya paling dijual sekitar Rp30-32 ribu," tuturnya.

Dia menyebut, tingginya kenaikan harga jual daging ayam itu akibat kian meningkatnya permintaan masyarakat. Menyusul bahan pangan dengan kandungan protein hewani tinggi tersebut telah menjadi primadona masyarakat untuk hidangan utama saat berbuka puasa maupun sahur.

"Kan banyak yang buat macam-macam olahan dari ayam untuk menu nanti berbuka ataupun sahur. Sehingga permintaannya pasti naik," tekannya.

Kemudian, tren kenaikan juga terjadi pada komoditas minyak goreng. Kenaikan sendiri berkisar Rp1000 per kilogram.

"Karena (harga) minyak goreng sebelumnya Rp12.500 per kilogram. Sekarang sudah Rp13.500 per kilo nya. Naik ya mulai," ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Daging Sapi

Selain telur dan daging ayam, daging sapi juga menjadi salah satu komoditas protein hewani yang masih menunjukan angka defisit bagi persediaan kebutuhan masyaraat Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Serupa dengan kenaikan daging sapi, mulai merangkaknya harga jual minyak goreng juga dipicu oleh peningkatan permintaan. "Karena kebutuhan minyak juga (penting) untuk makanan," bebernya.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk lebih mewaspadai adanya tren kenaikan sejumlah bahan pangan. Khususnya untuk komoditas daging ayam dan minyak goreng.

"Sehingga nanti masyarakat atau konsumen tidak dibebankan atas kenaikan harga yang terjadi. Di sisi lain, kewaspadaan juga penting agar pedagang nantinya tidak sebagai pihak yang disalahkan kalau harga naik lebih tinggi lagi," tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya