Menparekraf Sandiaga Uno Ajak Isi Ngabuburit Puasa Ramadhan dengan Nonton Bioskop

Menparekraf Sandiaga Uno berharap gerakan Kembali ke Bioskop kembali mendongkrak jumlah penonton bioskop yang pada 2019 menembus 52 juta orang.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 13 Apr 2021, 15:09 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno hadiri jumpa pers kampanye Kembali ke Bioskop di Metropole XXI, Senin, 12 April 2021. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang sudah rindu ke bioskop? Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menyuarakan kampanye  Kembali ke Bioskop tepat sehari sebelum Ramadhan 2021, yakni Senin, 12 April 2021.

Menparekraf Sandiaga Uno menyebut kampanye itu digelar sebagai bukti negara hadir untuk menyelamatkan industri perfilman dalam negeri yang terimbas pandemi Covid-19. Selain itu, kampanye merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Jokowi dengan beberapa perwakilan industri perfilman, beberapa waktu lalu.

"Bulan Ramadan itu, pas ngabuburit biasanya kan nonton. Hari ini, satu hari jelang Bulan Suci kita kembali ke bioskop," kata dia dalam jumpa pers di Metropole XXI, Jakarta.

Ia menyatakan lewat kampanye tersebut, ia ingin menunjukkan bahwa masyarakat bisa kembali menikmati bioskop secara aman dan nyaman dengan penerapan CHSE. Ia berharap hal itu bisa kembali mendongkrak jumlah penonton ke bioskop yang pada 2019 mencapai 52 juta penonton, dan jeblok pada 2020.

"Kita berharap kehadiran ini jadi era baru industri perfilman bangkit kembali," ujar dia.

Selain kampanye ke bioskop tersebut, ia menyebut sudah menyiapkan beberapa hal lain demi mengembalikan roda industri perfilman nasional. Dimulai dari pemberantasan pembajakan yang disebutnya menghilangkan devisa negara hingga Rp15--20 triliun per tahun. Ia mengatakan upaya itu tak bisa dilakukan Kemenparekraf sendirian, tetapi harus melibatkan multisektor, seperti Kejaksaan, Kepolisian, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Selanjutnya, ia juga mengungkapkan bahwa Kemenparekraf sedang menggodok skema stimulus bagi industri perfilman dengan PEN. "Mungkin, insentif dari pajak berkaitan dengan hiburan diturunkan, semacam rebate. Dulu DKI sudah mulai," sambung dia.

Terakhir, ia mengiming-imingi soal kemudahan dalam proses syuting. Selama ini, menurut Sandiaga, para pelaku mengeluhkan ribetnya proses di lapangan, biaya produksi tinggi, hingga proses perizinan yang susah. "Kita berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bisa dirangkul untuk mempersimpel dealing itu, seperti Satpol PP, Kepolisian. Kita sudah kerucutkan," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Promo Tiket

Ilustrasi bioskop. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Kampanye Kembali ke Bioskop itu disambut baik oleh para pemangku kepentingan, seperti Manoj Punjabi dari MD Entertainment. Ia menyebut banyak hal yang diperlukan pengusaha agar bisa bergairah kembali memproduksi film. Pasalnya, situasi pandemi Covid-19 meningkatkan risiko kerugian.

Hal pertama yang dibutuhkan dari pemerintah adalah dukungan promosi, khususnya bagi film yang berpotensi menjadi box office. Kedua, ia setuju dengan usulan tax rebate. "Kalau enggak, kita pending terus malah makin bahaya. Jual ke OTT beda, bioskop bisnis yang beda," ujarnya.

Sementara itu, sutradara film Hanung Bramantyo menuturkan soal ketakutannya memproduksi film, baik dari sisi bujet maupun operasional di lapangan. Situasi pandemi mencekiknya dengan naiknya ongkos produksi, sementara bujet semakin turun.

"Kita sangat ketakutan sekali, apalagi kalau film tidak ada brand. Yang ada brand seperti Asih saja kemarin hanya 290 ribu. Melankolia cuma dapat 50 ribu penonton. Investasi di atas Rp5 miliar, kita enggak bisa buat apa-apa," ujar dia.

Ia berharap kampanye Kembali ke Bioskop bisa sukses membangkitkan minat penonton ke bioskop. Bagaimana pun, menurut dia, bioskop masih menjadi pasar yang fair untuk menjual film-film lokal. 

"Kenapa harap bioskop ada, sejauh ini sangat fair. Tapi beda dengan OTT, siapa yang dekat dengan bidang programming, dekat dengan OTT, akan dapatkan itu lah," ucap Hanung.

Di sisi lain, Head of Corporate Communication & Brand Management Cinema XXI, Dewinta Hutagaol mengungkapkan bahwa pihaknya menawarkan harga promo untuk pembelian tiket nonton selama pandemi. Sejak beroperasi kembali, tiket nonton dijual Rp25 ribu untuk hari biasa dan tiket di kelas Premier Rp65 ribu.

"Kami juga mengetahui daya beli belum balik lagi. Di awal-awal, harga segitu pun masih sulit sekali (datangkan penonton)," ujarnya.


Cara Aman Nonton Bioskop Saat Pandemi

Infografis 9 Cara Aman Menonton di Bioskop Saat Pandemi. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya