Warga Palestina di Jalur Gaza Berpuasa di Bawah Bayang-Bayang Blokade Israel

Tingkat pengangguran di Jalur Gaza Palestina, dengan populasi hampir 2,1 juta, hampir mencapai 50% karena blokade darat, laut dan udara yang diberlakukan oleh Israel selama 15 tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Apr 2021, 07:10 WIB
Warga Palestina berjalan di jalan sepi di tepi pantai pada awal pemberlakukan lockdown total selama 48 jam di Kota Gaza, Selasa (25/8/2020). Lockdown dan jam malam diberlakukan di wilayah jalur Gaza menyusul terkonfirmasinya kasus Covid-19 pertamanya di sebuah kamp pengungsian. (MOHAMMED ABED/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Warga Palestina di Jalur Gaza menjalankan ibadah puasa Ramadan di bawah bayang-bayang kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh blokade Israel dan pandemi virus Corona COVID-19.

Tingkat pengangguran di Jalur Gaza, Palestina dengan populasi hampir 2,1 juta, hampir mencapai 50% karena blokade darat, laut dan udara yang diberlakukan oleh Israel selama 15 tahun, menurut data PBB.

Wabah COVID-19 baru-baru ini juga telah menyebabkan memburuknya situasi ekonomi di wilayah tersebut.

Lebih dari separuh penduduk di Jalur Gaza saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Terlepas dari semua kesulitan ini, orang-orang Palestina ingin pergi ke pasar untuk berbelanja untuk persiapan bulan suci.

"Kami meminta pemerintah mengambil langkah serius untuk membantu kami di masa sulit ini," Farooq Hashim Amar, salah satu pembeli, demikian dikutip dari laman aa.com.tr, Rabu (14/4/2021).

"Saat situasi ekonomi memburuk, wabah COVID-19 memengaruhi setiap segmen Gaza. Orang-orang melakukan yang terbaik untuk membuat anak-anak mereka bahagia," kata Amar.

Amar meminta negara-negara Muslim untuk memberikan bantuan kepada rakyat Gaza, Palestina.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


COVID-19 di Palestina

Warga Palestina bergaya seperti karakter dari film "Avatar" mengibarkan bendera selama protes menuntut hak untuk kembali ke kampung halaman mereka di perbatasan Israel-Gaza, Timur Khan Yunis di Gaza selatan Strip, (4/5). (AFP Photo/Said Khatib)

Kasus virus Corona COVID-19 mulai menumpuk dalam gelombang baru setelah Gaza mengkonfirmasi kurang dari 200 infeksi setiap hari pada awal Maret 2021.

Wilayah Palestina telah melaporkan lebih dari 81.000 kasus positif, termasuk 677 kematian hingga saat ini, menurut Kementerian Kesehatan.

Sistem kesehatan Palestina, yang sudah berada dalam situasi sulit akibat blokade Israel, berada di ambang kehancuran di tengah kekurangan obat-obatan dan peralatan yang parah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya