Sempat Jadi Primadona Saat Awal Pandemi, Jeruk California Nasibmu Kini

Melimpahnya pasokan tidak sebanding dengan serapan pasar, sehingga membuat harga jeruk California asal Garut jatuh.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 14 Apr 2021, 06:00 WIB
Melimpahnya pasokan tidak sebanding dengan serapan pasar, sehingga membuat harga jeruk California asal Garut jatuh. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Sempat menjadi primadona saat awal pandemi Covid-19 tahun lalu. Kini nasib buah jeruk California (Sitrus Limon) asal Garut, Jawa Barat justru terpuruk. Harga jual yang murah, membuat petani memiliki membiarkan jeruk busuk di kebun.

Pengelola Perkebunan PT Agro Jabar Cikajang Rudi Abdul Gani (31) mengatakan keterpurukan harga jual jeruk California di Garut sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir.

“Permintaan pasar memang lagi berkurang untuk jeruk California,” ujarnya, Selasa (13/4/2021).

Menurutnya pamor jeruk California yang menanjak sejak datangnya pandemi Covid-19 tahun lalu, membuat petani antusias menanam tanaman buah asal Amerika tersebut.

“Sekarang ada sekitar 100 hektaran tersebar di beberapa titik,” kata dia.

Kondisi itu akhirnya menjadi bumerang bagi mereka dikemudian hari, akibat melimpahnya produksi dari petani. “Jadi mungkin tidak seimbang antara serapan pasar sama stok yang membludak,” kata dia.

Tak pelak harga pun berangsur turun. Jika awalnya biasa dijual di tingkat petani di angka Rp 10 ribu per kilogram, kini hanya dihargai Rp 2.000 per kilogram saja. “Pernah sampat tidak laku,” ujarnya.

Selain faktor alam, Rudi menyatakan, untuk saat ini penurunan harga jual jeruk California lebih banyak karena melimpahnya pasokan, sementara serapan pasar tidak berubah.

“Soal faktor impor tidak juga, memang tanaman petani panennya banyak,” ujar dia menegaskan.

Sementara itu khusus jeruk lemon lokal dengan ukuran yang lebih kecil dari jeruk California, saat ini harga jual kreatif bertahan di angka Rp 4-6 ribu per kilogram.

“Hanya jenis California yang kurang laku, yang lemon lokal masih bertahan,” kata dia.

Beruntung kondisi itu tidak terlalu berdampak pada petani di sekitar Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan. Kehadiran perusahaan lokal yang mengolah jeruk California menjadi minumen segar ikut terbantu.

“Saya kebetulan membeli dari petani sendiri, jadi prinsipnya jika petani rugi sama saja dengan ngerugiin diri sendiri,” ujar pengusaha Silegar asal Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Ade Setiawan (42).

Ade menyatakan, kondisi serapan jeruk California asal Garut memang sedang lesu, limpahan produksi di kebun tidak sebanding dengan serapan pasar. “Sekarang orang lain belanja Rp 2.500, bahkan sekarang nyaris tidak laku,” kata dia.

Tidak hanya itu, datangnya musim hujan menyebabkan serapan pasar menjadi lesu akibat berkurangnya permintaan, sementara produksi di kebun tengah panen raya. “Mungkin penurunan ini sudah berlangsung dua bulan ke belakang,” kata dia.

Dengan mulai masuknya musim peralihan ke musim kemarau, ia berharap pamor jeruk lemon California kembali menanjak, sehingga menggairkan asa petani California di Garut.

“Semoga segera ada solusi untuk kembali menaikan harga jeruk California,” ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya