Liputan6.com, Agam - Jemaah Tarekat Sattariyah di Sumatera Barat mulai melaksanakan ibadah puasa pada Rabu, 14 April 2021. Pada Selasa, 13 April 2021, sejumlah jemaah sudah melaksanakan maniliak atau memantau hilal dengan mata telanjang untuk menentukan awal Ramadan 1442 Hijriah.
Maniliak bulan dilakukan jemaah di sejumlah tempat, seperti di Pantai Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam. Dari hasil melihat hilal itu, mereka menetapkan puasa jatuh pada esok hari.
Salah seorang jemaah di Kabupaten Agam, Yulia Gustina mengatakan Tarekat Sattariyah memang selalu lebih lambat memulai puasa dibanding penetapan pemerintah.
"Melihat bulan itu dilakukan oleh tokoh agama dari Tarekat Sattariyah," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (13/4/2021).
Jemaah tarekat ini juga akan memulai salat Tarawih pada Selasa (13/4/2021) malam. Ulakan Tapakis Padang Pariaman menjadi pusat awal berkembangnya ajaran Sattariyah, Syekh Burhanuddin menjadi ulama besar tarekat itu.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyebut terkait perbedaan penentuan awal Ramadan dengan beberapa pihak merupakan hal yang wajar. Hal itu dikatakannya bagian dari kekayaan pemikiran dalam menjalankan keyakinan.
"Iya tidak ada masalah, wajar-wajar saja ada perbedaan," jelasnya.
Sebelumnya, Tarekat Naqsabandiyah Sumbar telah lebih dulu satu hari melaksanakan ibadah puasa, yakni pada Senin, 12 April 2021.
Tarekat Naqsabandiyah menghitung awal waktu Ramadan, dengan melihat bulan yang dilakukan sejak bulan Rajab dan Syakban.
"Saat ini ada sekitar 2.500 jemaah Tarekat Naqsabandiyah yang tersebar di berbagai daerah di Sumbar," Sekretaris Tarekat Naqsyabandiyah Padang, Edizon Revindo.
Pihaknya menggunakan Metode Hisab Munjid, dan setiap tahun selalu mulai puasa lima hari lebih cepat dari tahun sebelumnya. Pada 2020, Tarekat Naqsabandiyah mulai puasa pada Kamis maka tahun ini hari Senin.