Liputan6.com, Serang Peguron Kesti Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir atau TTKKDH, membagikan takjil dan masker bagi masyarakat yang melintas dan belum sempat membeli menu buka puasa.
Seperti di hari pertama Ramadan, Selasa (13/4/2021), mereka membagikannya di wilayah Anyer, Kabupaten Serang Banten.
Baca Juga
Advertisement
"Ada 100 kotak takjil dan masker yang kita bagikan. Insyaallah setiap hari sampai akhir bulan Ramadan 1442 Hijriah," kata Ketua TTKKDH Kabupaten Serang, Riky Suhendra, Rabu (14/04/2021).
Kesti TTKKDH diyakini berawal dari ajaran silat Eyang Khair yang tinggal di Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Bogor, Jawa Barat (Jabar) sekitar tahun 1760 Masehi.
Seiring berjalannya waktu, murid Eyang Khair kemudian menyebar ke Batavia kala itu dan wilayah Jabar. Kini, silat Tjimande menyebar ke seluruh Indonesia dan mancanegara.
Kemudian berdasarkan musyawarah kasepuhan, aliran silat itu semakin resmi dengan dihentuknya kepengurusan yang mengikat seluruh pengurusnya di tahun 1951.
Peguron yang sudah sepuh itu mengaku, akan terus melakukan bagi-bagi takjil dengan berpindah-pindah tempat selama bulan Ramadan 2021.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Serang itu berharap, bisa membantu sedikit masyarakat saat berbuka puasa, sekaligus menerapkan protokol kesehatan (prokes) covid-19 ke masyarakat.
Saat ini, ada delapan kabupaten dan kota di Banten, termasuk Kabupaten Serang, yang kembali masuk zona orang penularan Virus Corona.
"Rencananya bagi-bagi takjil pindah-pindah ke setiap kecamatan di Kabupaten Serang. Rencananya selama bulan ramadan, bareng pengurus, murid dan guru TTKKDH," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Bagi Takjil Ramadan
Jika ada institusi atau pribadi yang ingin membagikan sedikit rezekinya, lanjut Riky Suhendra, bisa bergabung dengan peguron Kesti TTKKDH. Masyarakat yang membutuhkan takjil dan bertemu dengan dia saat berbagi, tak sungkan untuk berhenti dan mengambil takjil.
Dia mengatakan, dalam ajaran Kesti TTKKDH juga mengandung makna, untuk saling tolong menolong antar sesama umat manusia, menjaga kesucian diri dan saling menjaga musyawarah maupun silaturahmi.
"Jangan sungkan, kita bareng-bareng, gotong royong berbagi di bulan penuh berkah ini," ujarnya.
Advertisement