Liputan6.com, Magelang - Tarhib Ramadan konon menjadi salah satu agenda yang ditunggu anak-anak dan remaja. Sejatinya kegiatan tarhib Ramadan lebih banyak berfungsi sebagai pengingat bahwa bulan Ramadan sebagai bulan pengampunan harus disambut dengan sukacita.
Biasanya puncak tarhib Ramadan diadakan pawai keliling, khususnya bagi masyarakat perkotaan dan anak-anak. Lalu bagaimana jika tarhib dilakukan secara daring? Efektif?
Adalah SMP Negeri 1 Muntilan di Kabupaten Magelang yang mencoba menjembatani tradisi tarhib, namun tetap memberi contoh dengan jaga jarak. Pilihan jatuh pelaksanaan secara online dan offline dengan jumlah peserta dibatasi.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muntilan Yuliyanto menyebutkan, sesungguhnya kegiatan tarhib Ramadan hanya bagian dari kegiatan penguatan pendidikan religiusitas. Tak hanya siswa muslim, namun juga yang nonmuslim.
“Melibatkan 2 tim, yaitu tim Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Agama Kristen Katolik,” kata Yuliyanto dalam siaran pers yang dikirim ke Liputan6.com.
Baca Juga Advertisement
Khusus tarhib Ramadan disertai dengan Kotmil Quran bagi siswa muslim. Untuk siswa Kristen Katolik diisi dengan kegiatan berbeda.
“Tidak seluruh siswa kita libatkan secara offline. Lebih banyak yang dilibatkan secara online, dan kami memanfaatkan live streaming melalui media sosial Youtube, Facebook dan IG,” kata Yuliyanto.
Ini adalah tahun kedua pelaksanaan tarhib Ramadan dalam masa pandemi. Selama masa itu juga, tarhib Ramadan mencoba dipadukan dengan konsep pembelajaran jarak jauh yang terencana dan terukur.
“Tujuannya, ketika nanti situasi normal, kami sudah terbiasa menyelenggarakan acara secara online dan offline. Harapannya tidak membebani siswwa dengan kata ‘harus hadir’. Kami mencoba moderat dan adaptasi dengan zaman,” kata Yuliyanto.
Dalam acara tersebut, pesan utama yang disampaikan selain pesan ketakwaan secara umum, juga tips-tips beribadah puasa dengan gembira dan sehat. Mereka juga diberi pesan untuk menjaga keberagaman dengan saling menghormati perbedaan yang ada.
“Yang puasa menghormati yang tak puasa, sebaliknya yang tak puasa juga menghormati yang berpuasa. Hakekatnya puasa adalah menahan nafsu. Kalau puisi itu menahan rindu,” kata Yuliyanto sambil tersenyum.
Agar menginspirasi, dihadirkan siswa Muhammad Ilham Akbar (juara 1 Tahfidzul Quran Mapsi Jawa Tengah). Tarhib Ramadan juga disegarkan dengan dialog interaktif berkonsep pod cast sebagai upaya agara lebih interaktif dengan anak anak.