Liputan6.com, Jakarta - Gandeng tangan mengatasi limbah tekstil telah dilakukan berbagai pihak, kendati perjalanan tersebut kiranya masih akan begitu panjang. Inisiasinya digagas oleh mulai dari sederet merek dunia, para desainer, sampai melibatkan sederet proyek mandiri, seperti Fab BRICK.
Melansir laman resminya, Rabu (14/4/2021), gerakan ini diprakarsai Clarisse Merlet, mahasiwa arsitektur di ENSA Paris Malaquais."Di Fab BRICK, semua kreasi kami dipikirkan dan dibuat dengan tangan di bengkel kami di jantung kota Paris," tulis pihaknya.
Sejak akhir 2018, pihaknya menjabarkan telah memproduksi lebih dari 40 ribu bahan bangunan berupa bata dengan memanfaatkan 12 ton tekstil daur ulang. "Tiga mesin telah dikembangkan, dan versi terbaru telah lima kali digandakan agar dapat meningkatkan kapasitas produksi kami," imbuh mereka.
Baca Juga
Advertisement
Melalui unggahan akun Instagram @get.waste.ed, beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa bata produksi Fab BRICK dapat digunakan untuk menciptakan furnitur maupun dinding, di samping sekaligus mengurangi dampak lingkungan, baik di sektor fesyen maupun konstruksi.
"Industri konstruksi sangat menghabiskan energi dan (menghasilkan) polusi. Ada makin sedikit material alami untuk konstruksi, sementara di sisi lain, limbah makin banyak. Jadi, saya tanya pada diri saya sendiri, 'Apa yang bisa dikembangkan untuk industri konstruksi?'" kata Merlet.
"Setiap detik, seluruh truk sampah yang penuh dengan pakaian dibuang, menghasilkan 92 juta ton limbah tekstil setiap tahun!" imbuh keterangan pada unggahan tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Kerja Sama
Dalam praktiknya, Fab BRICK bekerja sama dengan pusat sortir tekstil untuk membuat bata berbahan kaus. Kaus katun bekas ini diikat dengan lem alami, kemudian dikompres dalam cetakan yang disesuaikan, hingga jadi bahan ekologis yang inovatif.
"Bata isolasi, struktural, dan pemblokiran otomatis ini kemudian dapat digunakan untuk mempartisi rumah kita," sambung mereka.
Merlet menjelaskan bahwa setidaknya ada 80 persen bahan tekstil di dalam satu buah bata. "20 persen sisanya adalah lem 'ramah lingkungan' yang kami ciptakan untuk proyek ini," imbuh Marlet.
Ke depan, pihaknya akan mengindustrialisasi agar Fab BRICK dapat mendaur ulang lebih banyak lagi limbah tekstil.
Advertisement