Film Pendek Animasi Ini Beri Gambaran Jika Sampah Plastik di Lautan Hidup, Bikin Pilu

Apa yang terjadi jika limbah di lautan menjadi hidup dan menggantikan hewan dan makhluk yang hidup di lautan? Simak informasi ini.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 14 Apr 2021, 14:00 WIB
Kumpulan sandal jepit di lautan. (Sumber: blee_tv)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena sampah saat ini menjadi perhatian dunia. Khususnya sampah di lautan. 5,25 triliun keping sampah plastik, tepatnya. Sebagai penghuni bumi, kita sebagai manusia perlu mengambil langkah maju sebagai pencegahan pencemaran lingkungan.

Tindakan yang dapat membantu mengurangi sampah, antara lain membeli barang dengan yang dapat digunakan kembali, seperti sedotan logam, tas tahan lama, dan barang ramah lingkungan lainnya. Namun, jalan kita masih panjang untuk bisa membersihkan planet ini dari sampah yang kita buat. 

Pembuat film, Swiss Pascal Schelbli membuat film pendek animasi yang menyoroti masalah sampah di lautan. Film pendek tersebut menunjukkan apa yang akan terjadi jika limbah di lautan menjadi hidup dan menggantikan hewan dan makhluk yang hidup di lautan.

Dilansir Liputan6.com dari Bored Panda, Rabu (14/4/2021), seniman tersebut berkata, “Terkadang saya merasa mati rasa dan tidak berdaya terkait topik tragis tentang pencemaran laut ini. Jadi saya punya ide kecil tentang bagaimana jika plastik dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan laut?” jelasnya.


Film Pendek Animasi Berjudul “The Beauty”

 

Dalam deskripsi video di saluran Film Academy Baden-Württemberg, film pendek tersebut digambarkan seperti ini:

“Bagaimana jika plastik dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan laut? The Beauty yang disutradarai oleh Pascal Schelbli adalah sebuah perjalanan puitis melintasi lautan, yang sekaligus menakjubkan dan kotor. Temukan dunia di mana kekhawatiran dan ketakutan larut ke dalam kedalaman misterius laut biru yang tercemar."

Inspirasi pembuatan film ini adalah masalah besar-besaran polusi plastik, yang selalu diingatkan setiap kali berada di pantai atau media sosial. Alih-alih menunjukkan plastik yang menyedihkan, seniman itu berpikir untuk mengintegrasikan plastik ke dalam kehidupan laut.

Dengan ironi ini, Pascal berharap manusia akan merasa bersalah dan akan cepat mengubah perilaku konsumen seseorang. Keseluruhan proyek memakan waktu sekitar 20 bulan untuk menyelesaikannya dan sekitar 20 orang terlibat dalam film tersebut.


Ikan-ikan di lautan diganti dengan sandal jepit.

Kumpulan sandal jepit di lautan. (Sumber: blee_tv)

Rumput laut menjadi sedotan.

Rumput laut menjadi sedotan. (Sumber: blee_tv)

Terumbu karang menjadi alat makan plastik.

Terumbu karang menjadi alat makan plastik. (Sumber: blee_tv)

Seekor ikan buntal dari bungkus gelembung.

Seekor ikan buntal dari bungkus gelembung. (Sumber: blee_tv)

Ban yang dibuang berubah menjadi belut.

Ban yang dibuang berubah menjadi belut. (Sumber: blee_tv)

Ubur-ubur menjadi kantong plastik.

Ubur-ubur adalah kantong plastik. (Sumber: blee_tv)

Paus berubah menjadi botol air.

Paus berubah menjadi botol air. (Sumber: blee_tv)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya