Adab Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Rasulullah SAW, Disegerakan dan Tak Berlebihan

Ustaz Syafiq Riza Basalamah menceritakan seperti apa cara Rasulullah SAW berbuka puasa.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 14 Apr 2021, 14:48 WIB
Seorang Muslim berdoa sebelum berbuka puasa di Masjid Jummah selama bulan suci Islam Ramadhan di Kolombo, Sri Lanka pada 4 Mei 2020. Umat Islam di dunia menjalankan ibadah Ramadan di tengah pandemi virus corona dan penerapan lockdown. (ISHARA S. KODIKARA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap hari selama bulan Ramadhan, datangnya waktu berbuka puasa tentu menjadi saat yang dinanti-nantikan. Apalagi ini kerap menjadi saat-saat para anggota keluarga berkumpul untuk menikmati santapan berbuka bersama.

Namun patut diingat, jangan sampai saat saat berbuka puasa ini membuat kita menjadi kebablasan. Ada hal-hal yang sebaiknya dipenuhi saat azan Magrib berkumandang.

Tentu saja, tak ada teladan yang lebih baik untuk dicontoh selain Rasulullah SAW, bukan?

Dalam salah satu petikan ceramahnya yang dibagikan di Instagram baru-baru ini, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menceritakan seperti apa cara Rasulullah SAW berbuka puasa.


Ta'jil

Relawan mengatur makanan untuk warga saat berbuka puasa bersama selama bulan suci Ramadan di Karachi, Pakistan, Selasa (12/5/2020). Warga berbuka puasa bersama setelah pemerintah melonggarkan lockdown terkait pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Fareed Khan)

"Ketika berbuka, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam menyuruh sahabatnya untuk mensegerakan berbuka. Matahari terbenam, langsung berbuka. Makanya ada istilah ta'jil. Ta'jil itu artinya mensegerakan," tutur Ustaz Syafiq Riza Basalamah.

Ditambahkan, sebaiknya langsung berbuka puasa sebelum melaksanakan salat Maghrib, bahkan sebelum berangkat ke masjid.


Kurma Muda

Sejumlah piring berisi kurma disiapkan untuk menu berbuka puasa bersama di sebuah jalan di Teheran, 29 Mei 2018. (AP Photo/Vahid Salemi)

Selanjutnya, diungkap pula menu buka puasa Rasulullah SAW.

"Kata Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad berbuka dengan kurma muda, yang masih basah," tutur Ustaz Syafiq Riza Basalamah.


Pernah Tak Ada Makanan

Kurma dan buah-buahan kering dipajang di rak-rak toko di sepanjang jalan untuk bulan suci Ramadhan di Delhi, India pada Selasa (13/4/2021). Kurma sangat identik dengan bulan Ramadhan, karena buah yang satu ini kerap dijadikan pengisi menu sahur dan berbuka puasa. (Sajjad HUSSAIN / AFP)

Namun bagaimana bila tak ada kurma muda atau kurma untuk disajikan saat berbuka?

Ustaz Syafiq Riza Basalamah menceritakan suatu saat pernah tidak ada makanan apa pun untuk disajikan saat buka puasa.

"Kalau enggak ada ruthob dan enggak ada kurma, apa yang beliau lakukan? Maka beliau akan meneguk beberapa tegukan air, kemudian beliau berangkat salat," tuturnya.

 


Tidak Berlebihan

Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengingatkan agar umat muslim tidak berlebihan dalam menyantap sajian berbuka puasa. Karena Rasulullah pun hanya diungkap berbuka dengan ruthob (kurma muda), kurma, maupun air.

"Sedangkan kita, ruthob-nya ada, kurmanya ada, airnya ada, plus roti, cilok, mungkin ada tahu goreng, tahu isi...Mereka berusaha mengonsumsi semua untuk balas dendam karena tadi enggak makan," begitu ia memberi nasihat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya