Liputan6.com, Tel Aviv - Israel terkejut setelah seorang mantan tentara berusia 26 tahun yang menderita gangguan stres pasca-trauma sejak perang Gaza 2014 membakar dirinya dan menderita luka parah.
Mengutip dari Arab News, Rabu (14/4/2021), tentara bernama Itzik Saidian pergi ke layanan dukungan untuk tentara yang terluka di dekat Tel Aviv pada hari Senin, menyiram dirinya dengan cairan yang mudah terbakar dan menyalakannya.
Advertisement
"Karena tekanan psikologis yang signifikan," kata tentara yang berada di sana.
Dia dilarikan ke unit perawatan intensif Rumah Sakit Tel Hashomer dekat Tel Aviv dan berada dalam kondisi kritis.
"Dengan luka bakar yang dalam di sekujur tubuhnya," kata rumah sakit itu.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Janji pemerintah agar hal serupa tidak terjadi lagi
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, "sangat terkejut dan bertekad untuk melakukan reformasi total dalam cara kami merawat para veteran kami yang cacat dan terluka."
Pemuda itu diketahui cacat sebagian karena menderita PTSD terkait pengabdiannya selama perang pada tahun 2014 antara Israel dan gerakan Islam bersenjata Hamas di Jalur Gaza.
Sekitar 2.250 orang Palestina tewas dalam perang itu, sebagian besar warga sipil, dan 74 orang Israel, sebagian besar tentara.
Bakar diri Saidian terjadi pada malam perayaan Israel’s Remembrance Day untuk tentara yang gugur dan korban penyerangan.
Ini memicu kontroversi mengenai sistem dukungan untuk tentara yang terluka atau sakit psikologis, yang sering dianggap tidak efisien dan birokratis.
"Dia melihat hal-hal yang mengerikan dan tidak ada yang merawatnya," kata saudara laki-lakinya yang menangis, Avi Saidian, kepada wartawan di rumah sakit.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengumumkan penyelidikan menyeluruh untuk menemukan alasan peristiwa tragis ini.
Kementeriannya berjanji untuk secara substansial meningkatkan perlakuan terhadap tentara pasca-trauma.
Program layanan militer adalah wajib di Israel untuk anak berusia 18 tahun.
Wanita menjalani masa ini selama dua tahun dan pria selama dua tahun enam bulan.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement