Liputan6.com, Surabaya - Harga daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami kenaikan drastis sejak menjelang hingga awal puasa, sepekan terakhir, yakni dari semula di kisaran Rp 30 ribuan per kilogram menjadi Rp 40 ribu dengan ukuran dan volume yang sama.
"Naiknya bertahap, tapi terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat," kata Ryansah, pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak, Tulungagung, Rabu, 14 April 2021.
Ia menyebut tren kenaikan terjadi dalam kurun 10 hari ini. Jika pada hari biasa harga daging ayam berfluktuasi di kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram, pada beberapa hari menjelang awal puasa harga mulai terdongkrak menjadi Rp 36 ribu per kilogram, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Banyaknya permintaan konsumen akan daging ayam untuk kebutuhan acara tasyakuran/selamatan (megengan) menyambut Ramadhan membuat stok daging ayam di tingkat pedagang cepat habis.
Ryansah dan sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak bahkan menyebut permintaan terhadap komoditas tersebut mengalami lonjakan hingga 100 persen.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Nasib Cakar dan Kepala Ayam
Jika normalnya tiap hari dirinya menjual antara satu hingga dua kuintal daging ayam, jelang puasa pedagang seperti Ryansah mampu menjual hingga empat kuintal ayam.
Akibatnya, cakar ayam dan kepala ayam yang biasanya laku tak lagi dilirik oleh pembeli. Pembeli lebih memilih membeli daging. "Kita simpan dulu di freezer (penyimpanan beku)," ujarnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kendati harga ayam turun hingga Rp 11 ribu per kilo, permintaan ayam justru turun. Per hari dirinya hanya mampu menjual satu kuintal.
Penurunan ini disebabkan masyarakat lebih memilih membeli ayam langsung dari kandang dibanding di pasar.
Harga di kandang jauh lebih murah lantaran banyak peternak mandiri yang banting harga untuk mengurangi kerugian. Selain itu acara megengan tahun lalu dilakukan secara simbolis di Mushola atau masjid dengan tiga paket nasi.
Advertisement