Cara Mengenalkan Indahnya Ramadan pada Anak Down Syndrome

Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Muslim termasuk penyandang disabilitas menjalankan serangkaian ibadah seperti puasa dan shalat tarawih.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Apr 2021, 13:00 WIB
Imansyah Aditya Fitri penyandang down syndrome. Foto: Emsyarfi.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Muslim termasuk penyandang disabilitas menjalankan serangkaian ibadah seperti puasa dan sholat tarawih.

Bagi anak berkebutuhan khusus seperti down syndrome, mengerti arti Ramadhan adalah salah satu hal yang cukup sulit. Namun, mereka bisa paham jika diberikan pengertian secara terus-menerus.

Seperti yang dilakukan oleh seorang ibu asal Sumatera Barat, Emsyarfi, yang memiliki anak dengan down syndrome, Imansyah Aditya Fitri. Menurutnya, cara pertama yang dilakukan adalah dengan mengenalkan Tuhan kepada sang buah hati.

“Awalnya mengajarkan tentang Allah Sang Pencipta, tentang alam ciptaan Allah seperti langit, gunung, laut, hujan, makhluk ciptaan Allah. Kemudian Adit juga belajar untuk bersyukur pada Allah dengan membaca doa, belajar tentang Allah yang selalu bermurah hati membagi rejeki setiap hari,” katanya kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Kamis (15/4/2021).

Langkah selanjutnya adalah mengajarkan salat dan puasa. Pengajaran dilakukan secara terus-menerus hingga lama kelamaan, sang anak yang akrab disapa Adit mulai paham dan mau ikut salat dan puasa.

Simak Video Berikut Ini


Beri Tahu Sebulan Sebelum Ramadhan

Emsyarfi menambahkan, sebulan sebelum Ramadan ia sudah memberi tahu Adit bahwasanya bulan depan akan dilakukan ibadah puasa.

“Dan Adit menjawab dengan bahasanya, ‘beliin kurma ya buat buka’ dia sudah mengerti dan menuntut reward untuk perjuangannya walaupun hanya sebatas kurma.”

Down syndrome yang disandang Adit ternyata tidak menghalanginya untuk menjalankan puasa secara penuh. Menurut Emsyarfi, ia sudah puasa penuh beberapa tahun terakhir.

“Sudah tidak rewel lagi bilang lapar. Juga gampang dibangunkan untuk sahur. Paling nanti bilang, ‘kasih tahu nenek ya, aku sudah makan sahur’ rupanya pengakuan dan penghargaan juga sangat dibutuhkan untuk menyemangati anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk berpuasa.”

“Ramadan adalah bulan keajaiban bagi semua umat Muslim. Ketika orangtua mengkhawatirkan ABK tidak akan paham dengan puasa yang tidak boleh makan dan minum ini, ternyata keajaiban puasa memudahkan ABK untuk menjalankannya tanpa terbebani,” tutupnya.


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya