FOTO: Peti Mati Laris Manis Dampak Lonjakan Kasus Covid-19 di Madagaskar

Sejak gelombang kedua pandemi Covid-19 di Madagaskar, yang menyebabkan jumlah kematian meningkat di ibu kota, permintaan peti mati juga meningkat pesat

oleh Arny Christika Putri diperbarui 15 Apr 2021, 14:00 WIB
Peti Jenazah Laris Manis Dampak Lonjakan Kasus Covid-19 di Madagaskar
Sejak gelombang kedua pandemi Covid-19 di Madagaskar, yang menyebabkan jumlah kematian meningkat di ibu kota, permintaan peti mati juga meningkat pesat
Mr. Jean melempar serbuk gergaji ke dalam peti mati saat bersama timnya membuat peti mati murah di jalan di Antananarivo, Rabu (14/4/2021). Sejak gelombang kedua Covid-19 di Madagaskar, yang menyebabkan jumlah kematian meningkat di ibu kota, permintaan peti mati juga meningkat pesat. (RIJASOLO/AFP)
Tukang kayu memasukkan peti mati yang telah dipesan ke mobil di jalan raya umum, di Antananarivo, Madagaskar, Rabu (14/4/2021). Selama tiga minggu terakhir, Pak Jean dan timnya memproduksi antara 15 hingga 20 peti mati per hari, padahal sebelumnya hanya 3 atau 4 peti mati per hari. (RIJASOLO/AFP)
Mr. Jean bersama timnya membuat peti mati murah di jalan, padahal kegiatan ini dilarang di jalan raya umum, di Antananarivo, Madagaskar, Rabu (14/4/2021). Peti mati dari kayu pinus yang diproduksi selama satu jam tersebut dijual antara Rp 350ribu hingga Rp 820ribu. (RIJASOLO/AFP)
Mr. Jean dan timnya membuat peti mati murah di jalan, padahal kegiatan ini dilarang di jalan raya umum, di Antananarivo, Rabu (14/4/2021). Sejak gelombang kedua Covid-19 di Madagaskar, yang menyebabkan jumlah kematian meningkat di ibu kota, permintaan peti mati juga meningkat pesat. (RIJASOLO/AFP)
Sebuah mobil berhenti untuk memesan peti mati dari Mr. Jean dan timnya di jalan di Antananarivo, Madagaskar, Rabu (14/4/2021). Selama tiga minggu terakhir, Pak Jean dan timnya memproduksi antara 15 hingga 20 peti mati per hari, padahal sebelumnya hanya 3 atau 4 peti mati per hari. (RIJASOLO/AFP)
Mr. Jean dan timnya membuat peti mati murah di jalan, padahal kegiatan ini dilarang di jalan raya umum, di Antananarivo, Madagaskar, Rabu (14/4/2021). Peti mati dari kayu pinus yang diproduksi selama satu jam tersebut dijual antara Rp 350ribu hingga Rp 820ribu. (RIJASOLO/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya