Ada Kabar Reshuffle Kabinet, Apa Dampaknya ke Pasar Modal?

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kencang diisukan akan berubah fungsi menjadi Kementerian Investasi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Apr 2021, 10:38 WIB
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kabarnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan reshuffle kabinet. Isu ini ramai diperbincangkan karena restu dari DPR untuk membentuk Kementerian Investasi.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kencang diisukan akan berubah fungsi menjadi Kementerian Investasi.

Melihat hal ini, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, bila pergantian kabinet berpengaruh pada sektor ekonomi, pasti akan mempengaruhi pasar modal.

"Kita lihat siapa yang di reshuffle, dari pengalaman sebelumnya bila yang diganti menteri terkait ekonomi bisa berpengaruh ke pasar modal," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (15/4/2021).

Saat disinggung pengaruh negatif atau positif yang akan terjadi, Wawan menegaskan, semuanya tergantung dari kebijakan yang diambil oleh menteri terbaru.

"Tergantung persepsi investor terhadap kebijakan yang akan diambil oleh menteri yang bersangkutan, sepanjang diproyeksi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau bisa memangkas birokrasi dalam berusaha maka menjadi positif, rekam jejak menteri akan menjadi salah satu acuan," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Jokowi Disebut Akan Reshuffle Kabinet Pekan Ini

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi dakwah kepeloporan di sektor perekonomian yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah saat membuka secara virtual, Jumat (2/4/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Adapun isu reshuffle kabinet ini muncul setelah adanya penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta pembentukan Kementerian Investasi. "Pekan ini, bisa pekan ini, gitu," kata Ngabalin kepada wartawan, Selasa, 13 April 2021.

Menurut dia, surat presiden (surpres) yang mengusulkan penggabungan Kemendikbud dan Kemenristek serta pembentukan Kementerian Investasi sudah disetujui DPR.

Untuk itu, Ngabalin menilai Jokowi tidak akan menunda untuk melakukan perombakan kabinet. Terlebih, kata dia, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro pun sudah menyatakan pamit serta harus diisinya pejabat di Kementerian Investasi. Sehingga, Ngabalin meyakini bukan tak mungkin reshuffle kabinet dilakukan pekan ini untuk mengisi kekosongan jabatan.

"Selama masa kerja di Bina Graha (KSP), abang tau benar, bagaimana keputusan-keputusan yang diambil Presiden tidak membutuhkan waktu lama, makanya dalam pekan pekan ini kita tunggu, tidak mustahil dalam pekan ini," ujar dia.

Kendati begitu, dia tak menyampaikan siapa sosok yang akan ditunjuk Jokowi sebagai menteri baru. Ngabalin juga enggan mengungkapkan apakah ada kemungkinan Jokowi turut mengganti menteri-menteri lama.

"Kalau nanti presiden menganggap satu dua menteri harus digeser, harus diganti, tidak ada yang bisa halangi presiden karena hal itu hak prerogatif presiden," ucap Ngabalin.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya