Liputan6.com, Jakarta Striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, menyita perhatian dalam sepekan terakhir. Pemain veteran asal Swedia itu melakukan sejumlah pelanggaran yang merusak citranya sebagai atlet profesional.
Seperti dilansir dari AS, ulah tercela Ibra diawali dari pertandingan melawan Parma. Dalam duel yang dimenangkan oleh AC Milan tersebut, Ibrahimovic diganjar kartu merah pada menit ke-60.
Advertisement
Setelah itu, Ibra kemudian kedapatan melanggar protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah Italia. Minggu lalu, dia kedapatan makan di restoran di daerah Lombardia yang sedang zona merah. Dalam situasi seperti itu, pemerintah setempat melarang warganya untuk makan di restoran.
Tidak berhenti di situ saja, kabar mengejutkan terkait Ibra kembali mencuat tiga hari berikutnya. Kali ini, Ibra diduga berafiliasi dengan salah satu situs judi, Bethard.com. Padahal FIFA melalui kode etiknya telah melarang para pesepak bola profesional mengambil keuntungan dari bisnis taruhan seperti itu.
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Saham Tidak Langsung
Surat kabar Swedia, Aftonbladet melaporkan bahwa Ibrahimovic memiliki saham tidak langsung di perusahaan yang berlokasi di Malta itu. Menurut laporan Aftonbladet, keterlibatan Ibra terungkap lewat penelusuran kepemilihan saham Gameday Group PLC yang juga dimiliki oleh pemegang saham tunggal Bethard. Pada perusahaan ini diketahui Unknown AB milik Ibra juga ternyata 10 persen saham.
Advertisement
Terancam Sanksi
Bethard diketahui telah mencatatkan keuntungan besar pada 2019, sebesar € 30 juta. Dan bila Ibra terbukti terlibat pada perusahaan ini, FIFA kemungkinan bakal denda jutaan euro atau, dalam skenario terburuk, larangan bermain hingga 3 tahun. Artinya comeback Ibra ke timnas bakal berakhir cepat.