Liputan6.com, Jakarta Anak penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok yang terdampak bencana alam badai siklon tropis Seroja di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
Salah satunya Irfan. Anak 12 tahun ini merupakan salah satu anak dampingan Yayasan Plan International (Plan Indonesia) yang mengalami multidisabilitas.
Advertisement
Sebelum terjadinya bencana, Irfan biasa menghabiskan kesehariannya di rumah dan berkeliling dengan kursi rodanya ditemani orangtuanya atau saudara-saudaranya.
Namun, dalam serangkaian yang disebabkan oleh badai siklon tropis Seroja beberapa waktu lalu juga berdampak pada Irfan dan keluarganya. Mereka semua memang selamat dari banjir, namun rumah yang mereka tinggali hancur.
Selain itu, banjir juga menghanyutkan kursi roda yang biasa digunakan oleh Irfan. Samide, sang ibu, mengatakan bahwa kondisi tersebut memberikan tekanan pada anak itu.
"Beberapa hari ini, Irfan sering menangis karena terus berada dalam ruangan di posko pengungsian," kata Samide di salah satu posko pengungsian, seperti dikutip dari siaran pers Plan Indonesia.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Mendapat Bantuan Kursi Roda
Samide mengungkapkan bahwa mereka tidak bisa kemana-mana karena Irfan kesulitan untuk duduk secara mandiri.
"Kami tidak bisa keluar karena Irfan kesulitan untuk duduk sendiri," kata Samide. Kondisi bencana ini pun membuat lingkup aktivitasnya jadi lebih terbatas.
Pada Sabtu, 10 April 2021 lalu, Irfan dan keluarganya menerima kursi roda baru yang merupakan bantuan dari Plan Indonesia. "Saya yakin, Irfan pasti senang dengan kursi barunya ini," ujarnya.
Irfan sendiri merupakan salah satu dari sekitar dua ribu anak dampingan Plan Indonesia yang terdampak bencana di Lembata, NTT.
Plan Indonesia mengungkapkan, selain Irfan ada banyak anak lain yang membutuhkan bantuan, khususnya berupa hunian darurat, akses terhadap air bersih dan sanitasi, pendampingan psikososial dan perlindungan terhadap anak, juga pendidikan di tengah bencana.
"Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan," kata Plan Indonesia dalam keterangan tertulisnya.
Advertisement