Korban Banjir Bandang NTT, PABOI Temukan Pasien Patah Tulang Belakang

Patah tulang belakang yang dialami korban banjir bandang NTT dinilai PABOI cukup serius

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Apr 2021, 13:35 WIB
Dokter ortopedi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) melakukan pemulihan terhadap korban banjir bandang NTT yang mengalami patah tulang belakang (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Nusa Tenggara Timur - Sebanyak delapan dokter ortopedi hingga kini masih bertugas di lokasi bencana alam banjir bandang NTT sejak Kamis, 8 April 2021.

Mereka yang tergabung dalam tim tanggap bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) terus berupaya memulihkan para korban banjir bandang NTT yang diketahui mengalami patah tulang belakang. 

Salah satu contohnya adalah seorang perempuan berumur 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata, NTT. 

Menurut dr I Made Buddy Setiawan, perempuan tersebut butuh tindakan yang cukup serius. Sebab, pasien tersebut menderita patah tulang belakang dan luka-luka di sekujur tubuh akibat terbawa arus banjir.

I Made Buddy  yang merupakan dokter Orthopaedic Konsultan Spine yang tergabung dalam Anak Organisasi PABOI IOSS/PCI, mengatakan, akibat dari patah tulang belakang, korban mengalami lumpuh pada kedua kaki.

"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," kata Buddy seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 16 April 2021. 

 

Simak Video Berikut Ini


Anak dan Keluarga Korban Banjir Bandang NTT yang Mengalami Patah Tulang Belakang

Dokter ortopedi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) melakukan pemulihan terhadap korban banjir bandang NTT yang mengalami patah tulang belakang (Foto: Istimewa)

Sementara anak dan keluarga dari wanita 38 tahun tersebut, lanjut Buddy, sudah ditangani di Rumah Sakit Lewoleba. 

Nasib nahas juga menimpa anak perempuannya yang masih berumur 8 tahun. Buddy, mengatakan, anak tersebut harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. 

"Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya," kata Buddy.

Buddy, menjelaskan, operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.

Untuk anak tersebut, tim dokter sudah berupaya menyelamatkan kakinya dengan operasi yang pertama. Namun, dalam perkembangannya, kakinya mulai menghitam dan infeksi berat terjadi sehingga harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya.

Proses evakuasi ini cukup cepat berkat adanya koordinasi dan persiapan yang baik antara tim dokter ortopedi di Lembata dengan tim dokter ortopedi yang bertugas di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, yang menunggu kedatangan pasien.

Sebagaimana yang yang disampaikan dr Lia Marliana SpOT(K), MKes, dr Herwindo Ridwan SpOT, dan dr Helmiyadi Kuswardhana SpOT.

 


Waspada Penularan COVID-19

Dokter ortopedi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) melakukan pemulihan terhadap korban banjir bandang NTT yang mengalami patah tulang belakang (Foto: Istimewa)

Sementara itu Ketua PABOI, Dr dr Edi Mustamsir SpOT(K), dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PABOI, dr Adib Khumaidi SpOT, meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana di NTT agar tetap menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan Virus Corona penyebab COVID-19 di area bencana ini.

"Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar COVID-19, mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas. Tim PABOI saat ini juga membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang," ujar Edi.


Inforgrafis Banjir Bandang Terjang NTT

Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya