5 Tips Ini Bisa Memperpanjang Umur Shockbreaker Motor

Shockbreaker berfungsi untuk meredam getaran saat melewati jalan berbatu, jalan tidak rata atau rusak. Tanpa kehadiran komponen ini, berkendara akan terasa tidak nyaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2021, 02:20 WIB
Tovan, mekanik Shock Motor Semarang di Jl. Raya Bogor Km 27, Jakarta Timur, mengatakan ada sejumlah penyebab shock bocor.

Liputan6.com, Jakarta - Shockbreaker berfungsi untuk meredam getaran saat melewati jalan berbatu, jalan tidak rata atau rusak. Tanpa kehadiran komponen ini, berkendara akan terasa tidak nyaman.

Lalu apa jadinya jika shockbreaker keras tidak dapat meredam getaran, atau malah terlalu empuk sampai bocor. Pastinya kenyaman berkendara akan berkurang.

"Fungsi lainnya juga untuk memberikan kenyamanan dan kestabilan saat berkendara dalam segala kondisi baik itu jalan pelan, cepat, bahkan ketika bermanufer," buka Ade Rohman selaku Sub Departement Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora.

Menurut Ade Rohman ada banyak faktor yang menyebabkan suspensi motor bermasalah, di antaranya karena motor terlalu sering melintasi jalan rusak atau membawa beban secara berlebihan.

Agar peredam kejut awet atau memiliki umur panjang, Ade Rohman menyarankan beberpa hal sebagai berikut:

1. Rutin dibersihkan

Kotoran yang menempel pada area kerja shockbreaker bisa membuat seal atau karet dan piston shockbreaker rusak. Kerusakan pada bagian ini bisa menyebabkan oli suspensi bocor. Dampak yang ditimbulkan akibat kebocoran oli akan mengurangi tingkat kenyamanan berkendara dan berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan.

"Untuk beberapa model shockbreaker sudah dilengkapi dengan Inner Cover sehingga bisa mengurangi potensi kerusakan pada bagian seal dan piston shockbreaker," jelasnya.

2. Kurangi kecepatan di jalan tidak rata

Jika jalan tidak rata, bergelombang atau berlubang, sebaiknya kurangi kecepatan. Melintasi jalan tidak rata atau rusak dalam kecepatan tinggi akan membuat beban kerja shockbreaker semakin berat dan membuatnya cepat rusak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


3. Hindari pemakaian aksesori salah

Penggunaan aksesori yang tak seharusnya dapat berdampak buruk bagi shockbreaker, seperti pemasangan adaptor atau peninggi.

"Penambahan aksesori tersebut akan berdampak pada fungsi collar yang tidak bekerja maksimal. Selain itu, shockbreaker akan mudah rusak dan membahayakan pengendara karena menimbulkan kecelakaan," ujar Ade.

4. Tidak membawa beban berlebihan

Jangan paksakan motor membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan pabrikan, karena akan membuat shockbreaker bekerja melebihi kapasitasnya.

Jika hal itu sering terjadi, bisa dipastikan komponen shockbreaker akan cepat aus sehingga kinerjanya akan menurun. Kemungkinan terparahnya adalah rod comp bengkok. Kalau itu terjadi, motor tidak akan nyaman untuk dikendarai.

5. Ganti oli secara rutin

Jangan terpaku oleh tampilan shockbreaker yang terlihat bersih dan mulus. Karena di dalam shockbreaker terdapat oli yang berfungsi menyerap getaran kerja shockbreaker. Seiring usia pakai sepeda motor, volume dan kualitas oli shockbreaker akan berkurang dan akan membuat kinerjanya menjadi tidak maksimal.

"Lakukan penggantian oli setidaknya setiap 20.000 km atau setiap 2 tahun sekali tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu. Perlu diperhatikan, lakukan penggantian oli pada shockbreaker sesuai aturannya agar hasil dan kinerjanya seimbang," imbuh Ade.

Sumber: Otosia.com


Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya