Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Philip, Duke of Edinburgh menghembuskan nafas terakhirnya pada 9 April 2021. Kabar duka tersebut diumumkan oleh Istana Buckingham di Inggris.
Dalam pernyataan tentang wafatnya Yang Mulia Pangeran Philip, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan segenap doa dan rasa duka cita mendalam yang menyertai Ratu Elizabeth II, dan Keluarga Kerajaan selama masa berkabung ini.
Advertisement
"Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, kita bersatu dalam kesedihan dan rasa syukur. Kita berduka atas meninggalnya Pangeran Philip, dan juga berterima kasih atas dedikasi Pangeran Philip selama hidupnya untuk Inggris dan Persemakmuran," demikian pernyataan Dubes Owen Jenkins, dalam rilis pers Kedutaan Besar Inggris pada Kamis (15/4/2021).
Beliau mengemban tugasnya secara terhormat selama hampir 14 tahun di Angkatan Laut Inggris; mendukung lebih dari 992 badan amal; dan Pangeran Philip adalah sumber kekuatan bagi istri tercintanya, yang setia mendampingi Yang Mulia Ratu Elizabeth II selama 73 tahun.
Dubes Owen Jenkins pun mengenang Pangeran Philip bukan hanya sebagai pahlawan Angkatan Laut yang memerangi fasisme dalam Perang Dunia Kedua, tetapi juga sebagai pencipta Penghargaan Duke of Edinburgh, pendukung setia konservasi, margasatwa dan lingkungan, dan juga sebagai pendamping setia Ratu Elizabeth II.
"Warisan Pangeran Philip dirasakan oleh jutaan orang di Inggris dan di seluruh dunia," tutur Dubes Owen Jenkins.
"Kami yakin karya-karyanya akan terus berlanjut," lanjutnya.
Dubes Owen Jenkins membeberkan sejumlah karya-karya Pangeran Philip, yaitu "dalam karya World Wildlife Fund (WWF) - salah satu badan amal lingkungan terbesar di dunia yang didukung oleh Pangeran Philip selama 31 tahun; beliau juga mendukung aliansi antara pemuka agama dan konservasionis (Alliance of Religions and Conservation (ARC)".
Dikatakan juga, bahwa Pangeran Philip melihat konservasi alam sebagai 'keharusan moral' dimana sains dan agama harus bekerja sama untuk mencapainya.
Kemudian ada juga skema Duke of Edinburgh Award, yang kini beroperasi di 140 negara di dunia - termasuk Indonesia.
"Program ini mendorong kaum muda berusia 14-24 tahun untuk berkontribusi dalam komunitasnya melalui kerja amal, pengalaman berpetualang di alam, dan belajar keterampilan di luar kelas. Seandainya dia tidak melakukan hal lain, Pangeran Philip mungkin akan lebih dikenang melalui skema ini," terang Dubes Owen Jenkins.
Saksikan Video Berikut Ini:
1.500 Pemuda Indonesia Berpartisipasi Dalam Program Duke of Edinburgh Award
Pada 2017, lebih dari 6 juta pemuda telah mengambil bagian dalam program ini di Inggris, dan 8 juta lainnya telah berpartisipasi di seluruh dunia, menurut Dubes Owen Jenkins.
Dubes Owen Jenkins mengungkapkan, ada sekitar 300.000 pemuda setiap tahun yang mengikuti program ini untuk mendapatkan penghargaan Duke of Edinburgh di Inggris, dengan menjadi sukarelawan dan bekerja di badan-badan amal di Inggris.
Proses ini pun berhasil menyumbangkan waktu sebanyak 3,5 juta jam untuk karya-karya amal tersebut.
Sementara di Indonesia, ada sekitar 1.500 pemuda yang berpartisipasi setiap tahunnya dalam program ini.
"Saya sendiri pernah memenangkan penghargaan emas ini beberapa tahun yang lalu - dan membawa ayah saya untuk menerima penghargaan dari Pangeran Philip di Istana Buckingham," kata Dubes Owen Jenkins. "Penghargaan tersebut berhasil mendorong saya untuk menemukan jati diri saya, membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab - serta membantu kita menjembatani kesenjangan antara masa kecil dan dewasa," ceritanya.
"Pangeran Philip dapat mengantisipasi perjalanan itu karena dia memiliki sifat dan kualitas terbaik manusia - kesetiaan, ketabahan, keberanian - bahkan dalam menghadapi bahaya, kepedulian terhadap orang lain, keyakinan yang diiringi dengan pemikiran yang kritis, berbicara terus terang untuk tujuan yang dia pedulikan, dan melakukan semua itu dengan selera humor yang tinggi," tuturnya.
"Dia akan dirindukan," ujar Dubes Owen Jenkins.
Pemakaman Pangeran Philip dijadwalkan pada Sabtu, 17 April di Kapel St George, Windsor.
Prosesi pemakaman tersebut akan dimulai dengan Mengheningkan Cipta secara nasional pada pukul 3 sore waktu Inggris, dan akan menjadi Upacara Pemakaman Kerajaan (Ceremonial Royal Funeral), serupa dengan yang diadakan untuk The Queen Mother (ibunda Ratu Elizabeth II) pada April 2002.
Namun dengan adanya protokol kesehatan masyarakat terkait COVID-19, tidak akan ada prosesi pemakaman umum, dan dibatasi hanya untuk 30 orang - aturan yang sama ini berlaku untuk Keluarga Kerajaan seperti layaknya semua warga negara Inggris.
Masyarakat yang ingin memberikan penghormatan atau mengirimkan pesan belasungkawa mereka kepada Pangeran Philip, diberi akses untukmengisi Buku Belasungkawa secara daring di www.royal.uk/books-condolence.
Sementara untuk mereka yang ingin memberikan sumbangan, bisa berdonasi ke badan amal pilihan masing-masing.
Dalam akhir pernyataannya, Dubes Owen Jenkins menyampaikan: "Kami berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo, atas ucapan belasungkawa yang diberikan. Kami berterima kasih atas doa dan berkat Anda untuk Ratu kami dan juga anggota Keluarga Kerajaan, selama masa berkabung ini".
Advertisement