Uni Eropa Selidiki Facebook Soal Kebocoran Data

Regulator Perlindungan Data Pribadi Uni Eropa menyelidiki Facebook mengenai kebocoran data pengguna karena khawatir kebocoran tersebut berdampak ke jutaan warna Eropa.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Apr 2021, 18:30 WIB
Facebok, Logo Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Regulator perlindungan data pribadi Uni Eropa, Irish Data Protection Commission (IDPC), membuka investigasi terhadap Facebook terkait kasus kebocoran data pengguna Facebook yang ramai diberitakan awal April 2021.

Mengutip Tech Crunch, Kamis (15/4/2021), langkah investigasi tersebut dilakukan setelah Komisi Eropa meminta kepada regulator perlindungan data Irish Data Protection Commission untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Dalam unggahannya di Twitter, Komisioner UE Bidang Hukum Didier Reynders mengatakan, dirinya telah berbicara dengan pihak IDPC terkait dengan kebocoran data Facebook.

"Komisi memutuskan untuk melanjutkan kasus ini dengan hati-hati dan berkomitmen untuk mendukung otoritas nasional," kata Reynders.

Ia juga meminta Facebook untuk aktif bekerja sama dan memberikan penjelasan mengenai isu kebocoran data dan kemungkinan telah berdampak pada jutaan masyarakat Eropa.

"Terserah pada otoritas perlindungan data pribadi untuk menilai kasus ini, namun komisi tetap hadir jika mereka memerlukan dukungan. Situasi tersebut juga tengah dianalisis lebih lanjut," kata juru bicara Komisi UE.

Sementara itu dalam keterangannya kepada Tech Crunch, Facebook mengatakan pihaknya tengah berkontak dengan regulator terkait untuk menjawab berbagai pernyataan dari regulator.

"Kami bekerja sama penuh dengan regulator IDPC dalam penyelidikannya, terkait dengan fitur yang memudahkan orang untuk menemukan dan terhubung dengan teman di layanan kami," kata Facebook.

Facebook menjelaskan, fitur tersebut sebenarnya umum di banyak aplikasi.

"Kami berharap dapat menjelaskannya beserta perlindungan yang telah kami terapkan," kata pihak Facebook.


533 Juta Data Pengguna Bocor

ilustrasi media sosial facebook/Photo by Kaboompics .com from Pexels

Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa 533 juta akun pengguna Facebook dari 106 negara telah bocor, termasuk data pengguna di Indonesia.

Menurut Facebook, kebocoran data terhadap 533 juta data pengguna itu berasal dari penyalahgunaan sebuah fitur di 2019.

Facebook juga mengungkap, aktor jahat memperoleh data tersebut sebelum September 2019 dan bukan kejadian baru.

Perusahaan selanjutnya mengklaim sudah menutup celah tersebut setelah mengidentifikasi masalah yang terjadi.

Rupanya menurut informasi, pelaku mencuri data pengguna Facebook termasuk di antaranya nomor telepon dan informasi detail pengguna dengan cara "mengorek" profil pengguna menggunakan kerentanan di tools layanan media sosial yang berfungsi untuk menyinkronkan kontak.


Data Bos Facebook Ikut Bocor

CEO Facebook Mark Zuckerberg (Foto: Wallpapers Web)

Menariknya, dari ratusan juta data pengguna yang bocor, nomor ponsel sang CEO Facebook Mark Zuckerberg merupakan salah satu yang bocor secara online di forum peretasan.

Peneliti siber Dave Walker mengatakan, Mark Zuckerberg serta pendiri Facebook Chris Hughes dan Dustin Moskovitz, termasuk di antara 533 juta pengguna yang data pribadinya di-posting di forum.

"Mengenai #FacebookLeak, dari 533 juta orang yang mengalami kebocoran, ironisnya Mark Zuckerberg juga termasuk dalam kebocoran tersebut," cuit Walker di Twitter.

Beberapa media juga melaporkan tentang informasi pribadi Zuckerberg yang bocor. Demikian sebagaimana dilansir Business Insider, Senin (5/4/2021).

Dilaporkan The Sun, data termasuk nama, lokasi, detail pernikahan, tanggal lahir, dan ID pengguna Facebook terungkap.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya