Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkap bahwa 60 persen guru di Tanah Air masih memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Padahal menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, Indonesia tengah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul guna mencapai target pembangunan manusia pada 100 tahun negeri ini merdeka di tahun 2045 mendatang.
Advertisement
"Kira-kira masih ada 60 persen guru yang penguasaan TIK masih terbatas. Dan ini tugas kita untuk belajar. Ini nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam," ujar Jumeri dalam acara Peluncuran BimTek Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021, Kamis (15/4/2021).
Selain kompetensi guru, kata Jumeri, pendidikan lewat daring di Indonesia saat ini juga masih mengalami sejumlah kesenjangan. Kesenjangan pertama adalah menyangkut konten di mana ketersediaan bahan ajaran bagi siswa di dunia maya begitu terbatas untuk bisa diakses.
"Kita masih butuh banyak konten. Untuk itu kreativitas guru-guru kita untuk membangun konten pembelajaran sangat penting," ucap Jumeri.
Selanjutnya ada kesenjangan akses terhadap jaringan internet. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 masalah ini cukup menyulitkan mereka yang terpaksa harus mengadakan pembelajaran secara daring. Padahal di tengah-tengah keterbatasan akses jaringan internet.
"Kemudian jaringan gap, masih ada keterbatasan komunikasi di negeri kita. Kemudian di antara teman sejawat jaringan aksesnya masih terbatas," ucapnya.
Untuk itu pihaknya mengaku melakukan sejumlah upaya guna memperkecil hal-hal tersebut. Soal kesenjangan penguasaan TIK, Kemendikbud menggagas PembaTIK, sebuah program untuk melatih kemampuan guru dengan dunia TIK.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Target 75 Ribu Guru Ikut Pelatihan Kompetensi
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pada tahun ini menargetkan 75 ribu guru dapat mengikuti Pelatihan Kompetensi Teknis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau PembanTIK. Jika dibanding tahun sebelumnya, maka tahun ini mengalami peningkatan lima ribu peserta.
"Pembatik telah menjadi salah satu program unggulan Pusat Data dan Teknologi Kemendikbud, diikuti oleh 70.300 guru di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Dan tahun ini kami menargetkan 75.000 untuk mengikuti program bimbingan teknis," ujar Nadiem dalam acara yang sama.
Nadiem menjabarkan, pelatihan ini merupakan usaha Kemendikbud untuk merespons tuntutan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Apalagi tuntutan untuk menggelar pendidikan daring juga masih luas diminta masyarakat mengingat masih berlangsungnya pandemi Covid-19.
"Oleh karena itu kami terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru-guru tentang pemanfaatan teknologi, dengan menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi TIK atau PembaTIK. Ini adalah program bimbingan teknis yang mengacu pada model kompetensi guru rancangan UNESCO, dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar sebagai medianya," katanya.
Advertisement