Liputan6.com, Jakarta - Peningkatan kasus Covid-19 di dunia yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, harus disikapi serius oleh Pemerintah dan masyarakat. Lonjakan kasus di India misalnya, harus menjadi pelajaran agar tidak terjadi di Indonesia.
"Buat kita di Indonesia bahwa di negara dengan laju vaksinasi covid-19 yang cepat sekalipun, kasus baru Covid-19 bisa meledak ketika protokol kesehatan diabaikan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris dalam keterangannya, Kamis (15/4/2021).
Advertisement
Sebagai produsen vaksin, India sudah menyuntikkan lebih dari 100 juta vaksin ke warganya. Namun, dengan laju vaksinasi yang tinggi tersebut, India pada Rabu 14 April 2021 tetap mencatat 184 ribu kasus baru akibat adanya pertemuan-pertemuan massal,
"Itu diakui otoritas setempat, banyak diikuti peserta yang tidak mengenakan masker dan menjaga jarak," kata dia.
Dari kasus di India, hendaknya dapat belajar bahwa vaksinasi covid-19 penting sebagai intervensi untuk menciptakan herd immunity (kekebalan kawanan), namun tanpa dibarengi penerapan protokol kesehatan, masyarakat belum bisa sepenuhnya terlindungi dari penularan Covid-19.
"Protokol kesehatan dan perubahan perilaku masyarakat masih menjadi senjata paling ampuh memutus rantai penularan Covid-19. Jadi, jangan sampai kita lalai, apalagi abai terhadap protokol kesehatan karena berpuas diri lantaran sudah divaksin," terang dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tegas Tegakkan Aturan
Karena itu, ia meminta Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus semakin tegas dalam menegakkan aturan terkait penerapan protokol kesehatan. Sebagaimana vaksinasi tidak bisa menjadi alasan masyarakat mengendorkan prokes.
"Penegakan aturan prokes juga tidak boleh kendor lantaran vaksinasi sudah berjalan," ucap dia.
Charles menambahkan, munculnya varian-varian virus corona baru juga menjadi tantangan buat Indonesia tersendiri dalam upaya memutus rantai penularan. Jangan sampai penularan yang tinggi, dengan varian-varian baru (B117, B1525, E484K, dsb) di dalamnya, malah membuat efikasi vaksin yang sudah diberikan menjadi terdampak.
Advertisement