Sulit Cari Timun Suri pada Ramadan Tahun Ini? Begini Alasannya

Biasanya, ketika awal Ramadan, timun suri sudah berjajar rapi di pinggir jalan siap dibeli untuk pelepas dahaga usai berpuasa.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Apr 2021, 18:00 WIB
Penjualan timun suri tahun ini memang sedikit terlambat, akibat minimnya barang di beberapa sentra produksi buah-buahan berkelas timun atau cucumis tersebut karena bencana. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Dibanding tahun sebelumnya, penjualan timun suri, salah satu buah khas Ramadan tahun ini di Garut, Jawa Barat, terbilang terlambat. Biasanya, ketika awal Ramadan, buah ini sudah berjajar rapi di pinggir jalan siap dibeli untuk pelepas dahaga usai berpuasa. Namun, tahun ini, timun suri mulai dijajakan pada hari ketiga puasa.

Penjual timun suri di Pasar Induk Ciawitali Garut, Usep (41), mengatakan, penjualan timun suri tahun ini memang sedikit terlambat karena minimnya stok barang di beberapa sentra produksi akibat bencana.

"Sebenarnya sejak pekan lalu barang sudah mulai ada, namun kita belum dapat akibat sulitnya pasokan," kata dia, Kamis (15/4/2021).

Menurutnya, musim basah alias hujan yang lebih panjang tahun ini, membuat panen timun suri terlambat. Terlebih, banyaknya tanaman yang mengalami gagal panen akibat banjir semakin membuat pasokan timun suri menurun.

"Saya biasa mengambil dari Cirebon, Indramayu, dan sekitarnya," kata dia.

Padahal, jika berkaca pada pengalaman tahun sebelumnya, ujar dia, timun suri mulai dijajakan sepekan sebelum datangnya Ramadan. "Ini juga kami lumayan kesulitan mendapatkan pasokan," kata dia.

Saat ini, harga jual timur suri untuk kelas ritel di Garut berkisar Rp10 ribu per kilogram, sementara partai besar bisa lebih murah dari itu. "Tergatung berapa kebutuhannya, cuma kalau partai besar memang harganya berbeda," kata dia.

Selama Ramadan, rata-rata masyarakat kerap menggunakan timun suri ukuran sedang yang berisi satu kilogram dua buah. "Biasanya kalau yang besar-besar kurang begitu disukai, tidak tahu kenapa," ujarnya.

Soal omzet, Usep mengaku tak kurang dari 15 ton berhasil ia jual untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah Kabupaten Garut selama Ramadan. "Biasanya dari luar kota juga seperti Subang ada yang minta ke sini," kata dia.

Meskipun demikian, Usep bersyukur masih bisa menjual timun suri di tengah ancaman musim hujan yang tidak menentu.

"Sebenanya jika panas atau kemarau yang membutuhkan banyak, beruntung barangnya juga sulit dari sananya," dia menandaskan. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya