Liputan6.com, Kendari - Berkunjung ke Kota Kendari, tak lengkap rasanya jika tak menyempatkan diri beribadah di Masjid Raya Al Kautsar. Bangunan bersejarah itu, berdiri megah di depan markas Korem 143 Halu Oleo Kendari.
Tak banyak yang mengetahui, bangunan ini berdiri sejak lama dan sudah melalui proses rehabilitasi dari tahun ke tahun. Terakhir, perbaikan yang kini sudah dinikmati warga, saat selesai dipugar tahun 2020 oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ternyata, bangunan masjid sarat cerita sejak mulai dicetuskan berdirinya sekitar tahun 70-an oleh Edy Sabara di Kota Kendari. Sosok ini dikenal masyarakat sebagai gubernur ketiga Sulawesi Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari website simas.kemenag.go.id, banyak yang belum tahu, di dekat lahan masjid yang kini berdiri megah, dahulu merupakan rawa-rawa. Lokasi ini mulai ditimbun saat pembangunan masjid mulai dikerjakan pertama kali pada masa Ir H Alala, Gubernur keempat Sulawesi Tenggara.
Cerita lainnya yang belum banyak didengar, ternyata sebelum mulai dibangun sekitar tahun 80-an, masjid ini pernah melewati proses perhitungan suara terbanyak untuk menyepakati nama yang dipakai hingga hari ini. Saat itu, para pencetus berdirinya masjid dan pihak Pemprov Sulawesi Tenggara berdiskusi alot sebelum menetapkan nama masjid. Nama Al Kautsar, kemudian lahir, diharapkan bisa membawa keberkahan dan nikmat yang berlimpah bagi masyarakat Kota Kendari dan sekitarnya.
Tahun 2011 lalu, gempa 6,0 skala Richter mengguncang wilayah Kendari, masjid ini ikut terkena dampak. Tembok dan kubah masjid retak pada beberapa bagian dan sempat membuat khawatir jemaah. Sejak saat itu, Pemprov makin getol memperhatikan perbaikan dan rehabilitasi demi keamanan dan kenyamanan beribadah.
Menara yang berada di sebelah kanan masjid, mempercantik dan menambah kesan elegan masjid yang dirancang arsitek Ir J Ainuddin Kadir itu. Jauh sebelum Masjid Al Alam berdiri di tengah teluk 2018 lalu, bangunan ini menjadi lokasi ibadah favorit warga Sulawesi Tenggara dan para pendatang. Pada momen tertentu seperti Bulan Ramadan, lokasi pelataran masjid kerap dipadati pengunjung dan pedagang kecil.
Saat menengok ke dalam Masjid Raya Al Kautsar Kendari, pengunjung bakal disuguhi tampilan mewah dari pilar-pilar berukuran besar, menghiasi arsitektur interior. Lantai keramik yang bersih, menambah kesan mewah.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Pemprov Berbenah
Pada tahun 2020, pihak Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara, sempat merehabilitasi beberapa bagian utama masjid. Perbaikan ini, fokus terhadap lightning (pencahayaan) dan taman depan masjid.
Saat itu, dinas sempat memanfaatkan kekosongan masjid dari kehadiran jemaah yang diimbau agar mengurangi berkumpul di tempat ibadah selama Pandemi Covid-19.
Kadis Cipta Karya, Pahri Yamsul menyatakan, Pemprov Sultra sejak 2017 sudah melakukan sejumlah rehabilitasi bangunan dalam dan luar. Menurutnya, usia masjid yang sudah sekitar 30 tahun lebih, jadi perhatian serius pemerintah.
"Pemprov di bawah Gubernur Ali Mazi dan Lukman Abunawas, tetap memperhatikan hal-hal prioritas dan mendesak terkait apa-apa yang harus segera mendapatkan perbaikan. Pemimpin sebelumnya pun, seperti itu," kata Pahri Yamsul.
Di sepanjang pelataran masjid, tertata apik dengan perpaduan konstruksi modern dan natural. Ada pelataran dengan lantai keramik dan beton, tetapi tetap menyisakan spot dengan suasana taman sejuk di tengah kota. Di depan bangunan masjid, kini ada parkiran basement yang bisa digunakan pengunjung dan jemaah.
"Tahun 2021, anggaran perbaikan masjid mencapai Rp 1,2 miliar. Perbaikannya dirampungkan tahun ini," ujar Pahri Yamsul.
Dia menyebut, anggaran sebanyak ini wajar mengingat nilai histori dan kenyamanan ibadah umat Muslim. Apalagi, bagian-bagian yang diperbarui penting posisinya menunjang fasilitas ibadah jemaah.
Advertisement
Desain Indah
Saat ini, Masjid Raya Al Kautsar, memiliki ribuan jemaah tetap yang kerap melaksanakan ibadah rutin dalam. Salah satu alasannya, lokasinya strategis di tengah Kota Kendari yang berada di sekitar lokasi publik dan perkantoran.
Rusliyadi Rahman, salah seorang jemaah yang kerap beribadah di Masjid Raya Al Kautsar, sempat terpesona begitu melihat perkembangan kondisi masjid. Dibanding tahun sebelumnya, kondisi Al Kautsar jauh berbeda.
"Dari luar, masjidnya punya lampu warna-warni, setiap beberapa saat dia berganti warna. Kita belum masuk tapi sudah melihat pemandangan indah," ujarnya.
Pemuda yang hobi mengunjungi sejumlah lokasi wisata alam unik di Sultra ini mengungkapkan, salah satu kekagumannya yakni saat mengamati ukiran kaligrafi di langit-langit masjid. Meskipun awam dengan kalimat-kalimat berbahasa Arab, tetapi, dia meyakini rangkaian huruf-huruf ini bermakna suci dan agung.
Tak ketinggalan kubah masjid, spot ini kerap menjadi sasaran para pemburu foto. Berubah dari bentuk aslinya, kubah masjid kini didesain terbuka, berbahan rangka logam dengan simbol bulan sabit berwarna keemasan di puncaknya.
Masjid Raya Al Kautsar mampu menampung sekitar 3.000 lebih jemaah. Pengelola masjid juga berupaya menata interior masjid. Bangunan utama seluas 2.475 meter bujursangkar, dilengkapi dengan fasilitas penerangan dan sirkulasi udara memadai. Kondisi ini, dimanfaatkan jemaah untuk menikmati ibadah wajib dan sunah selama Bulan Ramadan dan momen lainnya.
Diketahui, saat ini, dinding masjid sudah dipermak habis-habisan oleh pihak Dinas Cipta Karya. Sejenis serat fiber berbahan khusus, ikut melapisi dinding sekeliling masjid. Sebelumnya, bangunan ini mengandalkan tembok beton sejak berdiri 30 tahun lalu.