Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat islam karena banyak keutamaannya.
Saat bulan Ramadhan, umat islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan ibadah puasa. Dalam berpuasa umat islam diperintahkan untuk menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa.
Advertisement
Banyak riwayat menjelaskan bahwa ibadah puasa memiliki keistimewaan dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.
Salah satu riwayat tersebut adalah hadis qudsi yang artinya, "Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya."
Secara substansi, hadis qudsi tersebut ingin menyampaikan bahwa ibadah puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.
Kata "untuk-Ku" adalah bentuk penyandaran ibadah puasa kepada Allah SWT yang menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan lebih dibanding ibadah lainnya.
Lantas mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah SWT dibanding amal ibadah lainnya? Dilansir dari nu.or.id, berikut adalah sejumlah keistimewaan ibadah puasa dibanding ibadah lainnya:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Pada Puasa Tak Ada Sifat Riya
Yang pertama adalah karena dalam ibadah puasa tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer). Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yang artinya, "Pada puasa tidak ada sifat riya (pamer)."
Puasa adalah ibadah yang bersifat abstrak, maksudnya ialah tidak memiliki wujud gerakan yang dapat dilihat oleh orang lain. Berbeda halnya dengan ibadah sholat, haji, zakat, dan yang lainnya.
Pada ibadah lain dapat dibedakan mana orang yang melaksanakan dan tidak karena dapat dilihat gerakannya oleh mata kita. Namun, ibadah puasa tidak.
Meskipun puasa bisa terjerumus dalam sifat riya (pamer), itu pun hanya bisa diungkapkan dengan ucapan. Seperti misalnya ada orang berpuasa dan berniat memamerkan puasanya dengan berkata,"Saya ini sedang berpuasa, loh."
Berbeda dengan ibadah lainnya yang bila terjerumus dalam riya melalui gerakan atau pun ucapan.
Advertisement
2. Mampu Mengendalikan Syahwat
Saat berpuasa, kita akan menahan diri untuk makan dan minum sampai waktu magrib tiba. Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) yang merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia berbuat maksiat dalam diri kita akan terkendali.
Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa)."
3. Pahalanya Dibalas Langsung oleh Allah SWT
Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki. Namun, ibadah puasa pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus, hanya Allah yang tahu.
Hal ini disampaikan dalam hadis yang berbunyi,"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya."
Advertisement
4. Mendapat Balasan Paling Tinggi
Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga.
Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah SWT di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun.
Dalam klasifikasi level pahala, melihat Allah SWT di akhirat merupakan kenikmatan yang paling tinggi, lebih nikmat dari mendapat surga seisinya.
Dinda Permata (Magang)