Liputan6.com, Jakarta Pada kondisi kesehatan tertentu anak butuh dipasang jarum infus untuk memasukkan obat atau cairan. Setelah kondisi kesehatan membaik, jarum infus akan dilepas oleh perawat. Usai pelepasan di bekas suntikan bisa keluar darah maka dari itu petugas medis seperti perawat akan menutup titik tersebut dengan balutan kapas atau kassa yang beralkohol lalu diplester.
Orangtua maupun orang dewasa perlu memastikan plester yang menempel di bekas tusukan jarum infus tadi tidak dilepas sampai darah berhenti mengalir keluar.
Advertisement
"Perawat bisa memberitahukan kepada anak dan keluarga bahwa kapas dan plester harus tetap terpasanng sampai tidak lagi keluar darah dari tempat bekas penusukan infus," kata Bidang Infokom DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Rohman Azzam.
Mengenai seberapa lama darah tidak akan keluar dan plester bisa dilepas, Rohman mengatakan hal ini bervariasi. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pembekuan darah hanya perlu beberapa menit plester menempel di bekas suntikan infus.
"Namun, jika pasien mengalami gangguan pembekuan darah, misalnya masa pembekuan darahh memanjang maka diperlukan waktu bisa sampai 24 jam," kata Rohman dalam pesan teks ke Liputan6.com.
Yang menjadi tantangan adalah ketika pasien berusia balita yang sudah aktif bergerak dan bisa melepas plester tersebut. Maka dari itu peran orangtua adalah memastikan agar plester tetap menempel sehingga darah tidak keluar.