Liputan6.com, Jakarta - Menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi pasien diabetes memiliki masalah tersendiri karena harus menjaga gula darah di dalam tubuh tetap terkontrol. Tujuannya agar terhindar dari Hipoglikemia (gula darah turun) ataupun hiperglikemia (gula darah tinggi) karena makan berlebihan saat berbuka.
Selain itu, secara umum kita juga harus tetap menjaga sistem imun supaya jangan turun karena berpuasa di saat pandemi akibat virus Covid 19. Karena tentu saja kita akan mengalami perubahan kebiasaan dan pola makan yang akan sangat berpengaruh terhadap perubahan metabolisme tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut disampaikan dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Manado, dr. Diane Paparang dalam Webinar berkelanjutan yang dilakukan manajemen Siloam Hospitals Manado, kali ini bekerja sama dengan Diabetasol. Kegiatan ini dihadiri total 196 peserta secara online dari masyarakat umum kota Manado dan sekitarnya serta 150 peserta dari Dandim 1303/Bolmong (15 koramil dan 1 mako) atas arahan Letkol Inf Raja Gunung Nasution, Jumat (16/04/2021) di Manado.
"Kendala lain saat berbuka puasa, umumnya kita akan makan secara berlebih karena merasa kurangnya asupan selama melaksanakan puasa, dan tidak sesuai komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini justru membahayakan si penderita diabetes itu sendiri", kata dokter Diane.Hal
Hal penting yang tepat dilakukan, dia melanjutkan, adalah harus diiringi dengan mengikuti pola makan seimbang dan prinsip 3J, yaitu dengan menghitung jumlah kalori ideal yang harus dikonsumsi tubuh, kemudian harus memperhatikan jenis serta jumlah makanan yang dikonsumsi
"Untuk itu harus bisa mengatur porsi makan pada saat berpuasa agar kadar gula darah tetap terjaga," ujarnta.
Pengaturan porsi makan tentunya sangat mempengaruhi perubahan gula darah dalam tubuh. Adapun jenis makanan sehat yang ideal adalah makanan yang mengandung 45-65 persen karbohidrat, 10-20 persen protein, lemak 20-25 persen, serta vitamin dan mineral yang penting untuk sistem imun.
Diane mengingatkan bahwa menghindari makanan dan minuman manis yang mengandung gula merupakan hal penting yang harus dilakukan termasuk membatasi konsumsi gula per hari dengan 50 gram atau sebanyak 4 sendok makan yang disesuaikan jadwal.
"Jumlah asupan kalori yang disarankan pada saat sahur yaitu sekitar 40% dari total kebutuhan energi dan dianjurkan sahur menjelang imsak," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Ini
Pola Makan Saat Puasa
Pada saat berbuka puasa disarankan untuk tidak langsung memakan banyak makanan karena hanya akan membuat perut sebah. Makanan berat akan membebani kerja lambung yang sudah beristirahat selama puasa,makan secara bertahap, mulai dari minum air putih, dan sedikit makanan manis sesuai dengan sunnah nabi.
Tetapi pada penderita diabetes sebaiknya dari manis buah atau susu khusus diabetes, untuk memenuhi kebutuhan glukosa dan menormalkan gula darah yang menurun selama berpuasa. Jumlah kalori yang di anjurkan sekitar 10% dari total kebutuhan energi tubuh kita.
Setelah berbuka puasa, setelah shalat magrib dilakukan makan utama, disarankan tidak terlalu banyak karena dapat menyebabkan kalori berlebih dan mengakibatkan terjadinya obesitas. Jumlah kalori yang di disarankan sekitar 40% dari total kebutuhan energi tubuh. Selingan makan setelah shalat taraweh bisa di lakukan dengan jumlah kalori 10 persen dari total kebutuhan energi.," tutur Diane.
Diane menambahkan, melakukan hal pengecekan gula darah secara reguler guna mendapatkan konsultasi dari dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak merupakan tips penting yang harus diketahui pengidap diabetes. Hal ini guna mencegah kondisi semakin memburuk dan cepat mendapatkan penanganan serta arahan.
Selain mengatur pola makan, penderita diabetes harus tetap melakukan aktivitas fisik untuk memperbaiki resistensi insulin dan juga berperan penting dalam keseimbangan zat gizi. Olah raga berat tidak dianjurkan dan sebaiknya melakukan olah raga ringan sekitar 30 menit sekitar 2-3 jam sebelum berbuka puasa atau setelah shalat tarawih.
"Semakin sedikit bergerak harus semakin sedikit makan, " kata dokter Diane
Advertisement