Liputan6.com, Jakarta - Delapan remaja perempuan dan belasan remaja laki-laki diamankan aparat Polsek Sawangan bersama warga. Mereka diamankan di kawasan Kelurahan Pasir Putih dan Sawangan, Depok karena diduga hendak tawuran menjelang waktu sahur.
Kapolsek Sawangan, AKP Rio Mikael Lumban Tobing mengatakan, sejumlah remaja yang akan tawuran menjelang sahur itu diamankan saat anggota kepolisian bersama warga Pokdarkamtibmas melakukan patroli pengamanan wilayah.
Advertisement
“Ada dua lokasi yang kita amankan yakni Kelurahan Pasir Putih dan Sawangan, kelompok remaja masih di bawah umur,” ujar Rio, Minggu (18/4/2021).
Untuk wilayah Kelurahan Pasir Putih, polisi mengamankan sekitar 10 remaja pria yang akan melakukan tawuran. Namun niat aksi tersebut berhasil digagalkan anggota dan kelompok masyarakat untuk selanjutnya diberikan pembinaan.
“Begitupun dengan di wilayah Kelurahan Sawangan sekitar 12 orang berhasil kita cegah dan dipulangkan ke rumah mereka,” terang Rio.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Sawangan, Indra Jaya mengatakan, 12 remaja itu diamankan pada Sabtu (17/4/2021) sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, kelompok yang terdiri dari pria dan perempuan melintas di dekat SMK Negeri 2 Depok.
“Warga, Pokdarkamtibmas mencurigai kelompok tersebut apalagi terdapat delapan anak perempuan,” ujar Indra.
Indra menjelaskan, kelompok tersebut dibawa ke Pos Polisi yang berada di pintu belakang Perumahan Telaga Golf Sawangan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ditemukan Barang Bukti 4 Besi
Dari pendataan sebanyak empat pria dan delapan perempuan mengaku dari Kelurahan Cinangka. Namun kelompok tersebut membantah hendak tawuran dengan kelompok dari daerah lain.
“Delapan perempuan mengaku diajak teman cowoknya,” ungkap Indra.
Indra menuturkan, dari hasil pemeriksaan terdapat empat buah besi yang dikemas di dalam sarung. Besi tersebut akan digunakan kelompok tersebut untuk melakukan perang sarung atau tawuran.
Dikarenakan masih berusia di bawah umur dan masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), remaja tersebut dipulangkan setelah mendapatkan pembinaan.
“Mereka diberikan pembinaan dan tidak ada yang membawa identitas diri satupun, setelah itu mereka dipulangkan ke rumahnya,” pungkas Indra.
Advertisement