Travel Bubble Australia dan Selandia Baru Resmi Berlaku Setelah 400 Hari Perbatasan Ditutup

Pembukaan travel bubble antara Australia dan Selandia Baru itu membuat para pelancong bisa keluar masuk perbatasan tanpa harus menjalani prosedur karantina.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 19 Apr 2021, 11:01 WIB
Suasana hari pertama pemberlakuan travel bubble antara Australia dan Selandia Baru di Bandara Internasional Sydney, Senin, 19 April 2021. (dok.SAEED KHAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Di saat banyak negara masih berjuang mengatasi kasus Covid-19 yang belum kunjung terkendali, Australia dan Selandia Baru mencetak sejarah dengan membuka travel bubble pada Senin (19/4/2021). Pembukaan perbatasan kedua negara itu menjadi yang pertama setelah ditutup 400 hari lamanya.

Perjalanan bebas karantina itu memberi jalan keluar bagi keluarga yang terpisah jarak selama ini akibat pandemi Covid-19. Di saat bersamaan, kebijakan tersebut diharapkan memberi angin segar bagi para operator wisata yang terimbas pandemi. 

Dikutip dari Associated Press, ide travel bubble antara Australia dan Selandia Baru sudah didiskusikan berbulan-bulan. Namun, rencana itu ditunda berulang-ulang karena wabah virus yang kembali muncul di dua negara.

Untuk menandai momen bersejarah tersebut, Bandara Internasional Wellington melukiskan banyak tanda selamat datang di runway utamanya. Sedangkan, Air New Zealand memesan sekitar 24 ribu botol anggur yang ditawarkan sebagai complimentary bagi penumpang dewasa.

CEO Air New Zealand Carrie Hurihanganui mengatakan maskapai yang sebelumnya hanya melayani dua atau tiga penerbangan per hari antara kedua negara, melonjak menjadi 30 penerbangan pada Senin ini. Mereka mengangkut sekitar 5.200 penumpang.

Ia mengatakan hari ini menjadi titik balik dan orang-orang antusias dengan travel bubble. "Kamu bisa merasakan itu di bandara dan melihatnya di wajah orang-orang," ucap dia.

Pimpinan kedua negara menyambut baik penerapan travel bubble tersebut yang dinilai sebagai pengaturan berkelas dunia karena bertujuan untuk membuka perbatasan kedua negara sekaligus mencegah penyebaran virus.

"Hari ini menjadi solusi yang menguntungkan bagi warga Australia dan Selandia Baru, meningkatkan ekonomi kita sembari menjaga warga kita tetap aman," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Sementara, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan negaranya menyambut baik kedatangan warga yang baru tiba. "Travel bubble ini menandai langkah signifikan untuk menyambungkan kembali kedua negara dengan dunia dan ini salah satu momen yang membanggakan bagi kita semua," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Dari Kunjungan Keluarga sampai Wisata Ski

Suasana hari pertama pemberlakuan travel bubble antara Australia dan Selandia Baru di Bandara Internasional Sydney, Senin, 19 April 2021. (dok.SAEED KHAN / AFP)

Hari pertama travel bubble, para pelancong sudah mengantre di bandara Sydney dan Melbourne sejak pagi. Mereka bersemangat maupun lega bisa kembali ke Selandia Baru setelah lebih dari setahun tertahan. Beberapa pergi untuk mengunjungi keluarga dan teman, lainnya untuk menghadiri pemakaman.

Kedua negara mengatur agar terhindar dari virus dengan membuat batasan ketat dengan negara lain di dunia, termasuk kewajiban karantina yang ketat bagi traveler yang kembali dari negara lain yang kondisi Covid-19-nya masih merajalela.

Australia sebelumnya bahkan sudah mengizinkan warga Selandia Baru untuk bepergian ke negara mereka tanpa harus dikarantina. Namun, Selandia Baru mengambil pendekatan yang lebih waspada, mereka meminta pendatang dari Australia menyelesaikan tahapan karantina secara penuh.

Setelah hari ini, travel bubble mendatang akan dimulai menyambut musim ski di Selandia Baru dan banyak kota turis lainnya, termasuk  resor ski Queenstown.


Hubungan Indonesia dan Australia

Hubungan Indonesia Australia (Liputan6.com/Trieyas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya