Liputan6.com, Moskow - Rusia mengusir 20 diplomat Ceko pada Minggu (18/4) dalam konfrontasi terkait tuduhan dua mata-mata Moskow terlibat dalam serangan agen di Inggris pada 2018.
Pihak Ceko menyebut, Rusia berada di balik ledakan di sebuah depot amunisi yang menewaskan dua orang.
Advertisement
Di hari sebelumnya, Sabtu (18/4), Praha memerintahkan 18 diplomat Rusia untuk meninggalkan negara itu.
Langkah itu memicu Rusia untuk berjanji akan "membuat para pelaku provokasi ini untuk benar-benar memahami tanggung jawab mereka karena menghancurkan dasar hubungan normal antara negara."
Moskow memberi para diplomat Ceko satu hari untuk pergi, sementara Praha memberi Rusia tiga hari, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (19/4/2021).
Republik Ceko mengatakan, telah memberitahu NATO dan sekutu-sekutu Uni Eropa bahwa Praha curiga Rusia menyebabkan ledakan 2014.
Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa akan membahas masalah ini dalam pertemuan mereka pada Senin (19/4).
Departemen Luar Negeri AS memuji respons tegas Praha terhadap "aksi subversif Rusia di wilayah Ceko."
Perselisihan itu adalah yang terbesar antara Praha dan Moskow sejak berakhirnya dominasi Soviet selama puluhan tahun di Eropa timur pada 1989.
Saksikan Video Berikut Ini:
Ceko Tuding Negara Asing Dalangi Serangan Siber Terhadap Kemenlu
Dinas keamanan nasional Ceko mengatakan kepada para anggotanya bahwa sebuah negara asing diyakini mendalangi serangan siber terhadap Kementerian Luar Negeri di negaranya.
Komisi di majelis tinggi parlemen itu mengatakan, mereka memperoleh fakta itu berdasarkan hasil temuan Dinas Siber dan Keamanan Informasi Nasional, Selasa (13/8).
Meski demikian, mereka tidak menyebut negara mana yang diduga melakukan serangan itu.
Menteri Dalam Negeri Ceko Jan Hamacek mengatakan kepada kantor berita CTK, pihak berwenang telah menangani masalah ini selama beberapa bulan, namun tidak bersedia merinci lebih jauh.
Sebuah dinas intelijen Ceko sebelumnya pernah mengecam Rusia atas serangan-serangan siber terhadap Kementerian Luar Negeri-nya pada 2016, termasuk peretasan terhadap 150 akun email kementerian itu.
Advertisement