Berkembang di Tengah Pandemi, Penjualan Jago Coffee Tumbuh 350 Persen di 2020

Ke depan, Jago Coffee berencana untuk menggaet investor agar nantinya bisa melayani customer tidak hanya di Jakarta saja.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Apr 2021, 14:30 WIB
Di tengah situasi yang sulit, gerai kopi kekinian Jago Coffee sanggup bertahan, bahkan usahanya tetap berkembang di sepanjang 2020. (Foto: jagocoffee.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak bisnis yang tersungkur akibat pandemi covid-19. Dari mengurangi karyawan hingga terparah menutup bisnisnya. Namun ada juga bisnis yang mampu bertahan. Salah satunya adalah  gerai kopi kekinian Jago Coffee

Bahkan, gerai kopi ini mampu mengembangkan usaha sepanjang pandemi Covid-19. Gerai kopi yang memiliki kekhasan pada gerobak kopinya, Jago Cart, sukses mencatat pertumbuhan penjualan lebih dari 350 persen di tahun 2020.

CEO dan Co-Founder Jago Coffee Yoshua Tanu menjelaskan, hal yang membuat Jago Coffee bertahan adalah karena ia dan timnya dengan cepat beradaptasi terhadap kehidupan new normal. Adaptasi yang dilakukan ialah melakukan inovasi bisnis dengan memberikan unique selling point.

"Kunci utama untuk memastikan bahwa kami bisa survive di masa pandemi Covid-19, yang pertama, yaitu dapat beradaptasi dengan kondisi di tengah pandemi. Kita harus lebih cepat mengetahui behaviour dari customer kopi itu sendiri. Lebih cepat kita bisa tanggapi dan bisa memenuhi kebutuhan mereka, maka lebih baik," ungkap Yoshua dalam keterangan tertulis, Senin (19/4/2021).

Kedua, inovasi yang diciptakan ialah sesuatu yang benar-benar baru dan memberikan experience berbeda. Yoshua mengatakan, inovasi adalah kunci utama untuk bertahan. Dengan berinovasi dan menciptakan sesuatu yang baru, konsumen akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih terhadap produk kopi tersebut.

"Kita harus bisa memberikan unique selling point yang jauh berbeda dengan yang sudah ada. Dalam hal ini, Jago Coffee memberikan kenyamanan untuk mengonsumsi daily coffee dengan harga yang sangat terjangkau dan dengan product quality yang tinggi. Pelanggan hanya perlu menggunakan Jago Apps dan sudah bisa memesan mobile cafe tanpa delivery fee dan minimum order," ujar Yoshua.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tips Bangun Bisnis

Yoshua mengatakan, adaptasi terhadap habit baru masyarakat dari work from office menjadi work from home merupakan sebuah peluang besar. Jago memanfaatkan momen ini dengan maksimal, yakni memberikan solusi untuk para penikmat kopi agar tetap dengan mudah memesan speciality cafe di rumah masing-masing.

Terlebih, pandemi Covid-19 telah mengubah cara manusia berinteraksi dan bersosialisasi setelah penerapan physical distancing. Saat merilis aplikasi Jago Apps pada 2020, Bos Jago Coffee pun mencatatkan peningkatan yang cukup pesat dalam segi penggunaan aplikasi Jago untuk pemesanan ke rumah maupun ke kantor.

Yoshua pun membagikan tips bagi pemula yang baru memulai bisnis kopi di masa pandemi ini. Pebisnis kopi harus melakukan riset mendalam hingga menemukan unique selling proposition. Menurutnya, menjadi berbeda dan merupakan inovasi yang menjawab kebutuhan penikmat kopi adalah hal yang penting agar bisnis kopi dapat dengan mudah dilirik masyarakat.

Selain itu, yang tak kalah penting yaitu dapat memberikan product quality untuk customer agar mereka mau repeat order dan berkenan memberikan referensi kepada teman atau orang-orang terdekatnya.

Ke depan, Jago Coffee berencana untuk menggaet investor agar nantinya bisa melayani customer tidak hanya di Jakarta saja. Jago ingin memperluas jangkauan hingga ke seluruh Jabodetabek. Hal ini sejalan dengan target yang ingin dicapai Jago Coffee di tahun 2022 yaitu mencapai 250 carts di dalam area Jakarta dan sekitarnya.

Setelah itu, Jago bahkan ingin semakin memperluas area jangkauan lagi hingga ke sejumlah kota dan daerah di Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya