Liputan6.com, Jakarta Partisipasi Indonesia sebagai official partner country Hannover Messe 2021: Digital Edition yang berlangsung 12-16 April 2021 memberikan manfaat luar biasa, terutama bagi sektor industri dan perekonomian. Hannover Messe 2021 menjadi momentum Indonesia dalam melakukan national branding atas posisinya sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, keikutsertaan Indonesia sebagai official partner country Hannover Messe 2021: Digital Edition yang pertama dari ASEAN ini menjadi salah satu bagian dari implementasi transformasi industri 4.0 yang arah kebijakannya dituangkan dalam Making Indonesia 4.0.
Advertisement
Sasaran utama inisiatif Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia di tahun 2030 dengan tiga aspirasi utama, yaitu 10 persen kontribusi ekspor netto terhadap PDB, dua kali peningkatan produktivitas terhadap biaya, dan 2 pengeluaran pengeluaran penelitian dan pengembangan (R&D) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pemerintah optimistis penerapan industri 4.0 dapat mewujudkan visi besar untuk menjadikan Indonesia bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo pada pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, bahwa kemajuan industri 4.0 akan menjadikan Indonesia Top 10 ekonomi global di tahun 2030,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif strategi sekaligus menjadi agenda nasional, yang salah satu tujuannya untuk merevitalisasi sektor manufaktur nasional melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0.
Tujuh sektor industri telah ditetapkan sebagai fokus prioritas Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan busana, industri otomotif, industri kimia, industri elektronika, industri farmasi, dan industri alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.
“Kemenperin menjalankan strategi prioritas untuk menyukseskan Making Indonesia 4.0 meliputi, perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standard sustainability, pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM), membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan,” ujar Menperin.
Menurut Menperin, Indonesia sekaligus memanfaatkan ajang pameran teknologi terbesar di dunia ini untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri dan mendorong keterhubungan Indonesia dengan jejaring rantai suplai global.
“Selain itu, kami juga mendorong terjadinya transfer teknologi melalui keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021. Ajang ini juga menunjukkan akselerasi digital sektor industri di Indonesia yang juga dipicu oleh adanya pembatasan pergerakan dan interaksi di masa pandemi. Di titik inilah Revolusi Industri 4.0 menemukan momentumnya,” papar Menperin.
Kemenperin Tetapkan perusahaan Lighthouse 4.0
Dalam ajang pameran #HannoverMesse2021: Digital Edition, Kementerian Perindustrian telah menetapkan beberapa perusahaan di Tanah Air sebagai lighthouse 4.0. Indonesia memiliki 2 global lighthouse & 3 national lighthouse terbaik dalam penerapan industri 4.0, perusahaan-perusahaan tersebut dinilai unggul di sektornya dan telah siap menerapkan teknologi industri 4.0
Mereka adalah PT. Schneider Electric Manufacturing Batam (SEMB) serta PT. Petrosea Tbk. Yang pada 2019 berhasil masuk dalam jajaran Global Lighthouse Network World Economic Forum (WEF).
“Dua perusahaan asal Indonesia tersebut termasuk dalam 54 perusahaan di dunia yang menjadi leader dalam adopsi industri 4.0,” kata Menperin.
Selanjutnya, Kementerian Perindustrian menetapkan tiga perusahaan industri sebagai National Lighthouse Industry 4.0 pada 2020. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Akebono Brake Astra Indonesia, PT. Pupuk Kalimantan Timur, serta PT. Indolakto-Purwosari. Mereka dijadikan contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0.
“Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia,” ujarnya.
Menperin menuturkan, industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB nasional. Di tahun 2025, industri ditargetkan mampu berkontribusi pada PDB nasional sebesar USD133 miliar. Sasaran ini akan didukung dengan 185 juta penduduk yang telah memiliki akses internet, terbesar ke-4 di dunia. Selain itu, Indonesia merupakan pemain ekonomi digital dan industri 4.0 tercepat di Asia tenggara.
“Apalagi, saat ini Indonesia memiliki sebanyak 2.193 startup, kelima terbesar di dunia. Dari jumlah tersebut, Indonesia telah memiliki lima unicorn dan satu decacorn. Ini adalah bagian dari kekuatan kita dalam menuju industri 4.0 yang berbasis riset dan inovasi,” papar Agus.
Hal itu selaras dengan tema utama yang diusung Hannover Messe 2021 Digital Edition, yakni “Industrial Transformation” dan Indonesia melengkapinya dengan subtema “Making Indonesia 4.0”. Adapun tagline yang akan diusung dalam ajang Hannover Messe 2021 adalah “Connect to Accelerate”.
Menperin Agus optimistis, gelaran Hannover Messe 2021 Digital Edition berdampak pada transfer teknologi melalui keikutsertaan Indonesia dalam upaya memperkenalkan kekuatan industri nasional dan mendorong keterhubungan Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. Selain itu, membuka peluang besar untuk meningkatkan kerja sama dan investasi di sektor industri.
Gelaran Hannover Messe 2021 membuka pandangan pelaku industri global tentang potensi besar Indonesia dalam menjalin kemitraan menuju transformasi industri 4.0.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 156 perusahaan Indonesia tampil pada gelaran Hannover Messe 2021. Mereka terdiri dari perusahaan industri skala besar, industri kecil menengah dan startup, kawasan industri, asosiasi industri, BUMN, serta kementerian dan lembaga.
Dari jumlah tersebut, kontribusi eksibitor terbesar berasal dari perusahaan besar sebanyak 65 perusahaan, perusahaan start-up sebanyak 63 perusahaan, BUMN 14 perusahaan, delapan kawasan industri, empat kementerian dan lembaga, serta dua asosiasi industri. Di antara 156 eksibitor, 93 di antaranya merupakan pendaftar baru dan 63 eksibitor merupakan calon peserta Hannover Messe 2020 yang dibatalkan pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19.
Rangkaian exhibition dan networking Hannover Messe 2021 masih berlangsung hingga tahun depan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Hannover Messe 2021, Anda dapat mengunjungi laman https://indonesiahm2021.id.
(*)
Advertisement