Liputan6.com, New Delhi- Ibu kota India, New Delhi, mengumumkan pemberlakuan lockdown selama sepekan setelah rekor dalam lonjakan kasus Virus Corona - membebani sistem perawatan kesehatan kota.
Namun, kantor pemerintah dan layanan penting, seperti rumah sakit, apotek, dan toko grosir, akan dibuka selama lockdown yang dimulai pada Senin (19/4) waktu setempat.
Advertisement
Dilansir BBC, Senin (19/4/2021) New Delhi telah memberlakukan jam malam akhir pekan tetapi melaporkan lonjakan harian COVID-19 tertinggi sejauh ini pada 18 April - 24.462 kasus.
India juga tengah menghadapi gelombang kedua Virus Corona yang mematikan sejak awal April 2021.
"Saya selalu menentang lockdown, tapi yang ini akan membantu kami meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakit di Delhi," kata Kepala Menteri di India, Arvind Kejriwal dalam konferensi pers.
Dia juga mengimbau para pekerja migran untuk tidak meninggalkan kota - lockdown nasional 2020 lalu membuat jutaan dari mereka kembali ke kampung halaman setelah mendapati diri mereka menganggur dan kehabisan uang.
"Ini adalah keputusan yang sulit untuk diambil, tetapi kami tidak punya pilihan lain," kata Kejriwal.
"Saya tahu ketika lockdown diumumkan, pekerja berupah harian menderita dan kehilangan pekerjaan mereka. Tapi saya mengimbau mereka untuk tidak meninggalkan Delhi, ini adalah penguncian singkat dan kami akan menjagamu," jelasnya.
India telah melaporkan lebih dari 200.000 kasus COVID-19 setiap harinya sejak 15 April 2021 - ini telah melewati puncaknya 2020 lalu, dengan rata-rata 93.000 kasus per hari.
Kematian terkait COVID-19 juga meningkat di India, dengan mengkonfirmasi 1.620 kematian pada 18 April.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
RS di India Berjuang Tangani Lonjakan Pasien COVID-19
Maharashtra, yang memiliki pusat keuangan India - Mumbai sebagai ibu kotanya, tetap menjadi negara bagian yang paling parah terkena dampak COVID-19.
Terhitung hampir sepertiga dari lebih dari 1,9 juta kasus aktif COVID-19 di India berasa di Maharashtra.
Tetapi, New Delhi juga termasuk kota yang paling parah terkena dampak - mengonfirmasi lebih banyak kasus COVID-19 setiap hari daripada Mumbai dalam beberapa hari terakhir.
Rumah sakit di India juga sedang berjuang untuk mengakomodasi pasien positif COVID-19 di Delhi dan kota-kota lainnya yang terkena dampak parah seperti Mumbai, Lucknow, dan Ahmedabad.
Adapun bberapa negara bagian lain yang telah melaporkan kekurangan akut tempat tidur di bangsal COVID-19 dan ICU.
Hasil tes COVID-19 juga tertunda karena banyaknya permintaan, yang, menurut dokter, menyebabkan orang tidak didiagnosis dan dirawat tepat waktu.
Para ahli menyebut pemerintah India mengabaikan peringatan gelombang kedua dan tidak berbuat banyak untuk mencegahnya atau bahkan menahannya - mereka menunjuk pada pertandingan kriket yang dihadiri oleh kerumunan orang, pertemuan umum dalam pemilihan besar-besaran yang tampaknya mengabaikan protokol kesehatan dan festival besar keagamaan di mana jutaan orang berkumpul di tepi sungai Gangga awal bulan ini untuk berenang.
Advertisement