Liputan6.com, Jakarta - Ketika kesiangan bangun sahur tak sedikit orang yang memutuskan untuk memasak makanan yang sangat praktis. Salah satu makanan yang kerap menjadi alternatif ketika seseorang kesiangan bangun sahur ialah mi instan.
Baca Juga
Advertisement
Memang mi instan sangat praktis untuk dibuat dan juga menggugah selera untuk santap sahur. Tapi ada baiknya kalian menghindari untuk terlalu sering sahur dengan mi instan.
Para pakar kesehatan mengungkapkan jika kandungan nutrisi dalam mi instan hanya berupa kalori atau karbohidrat saja. Tak hanya itu masih banyak lagi beberapa alasan mengapa sebaiknya Anda tak sahur dengan mi instan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.
Saksikan Video di Bawah Ini:
1. Rendah Gizi
Saat sahur dengan mi instan nutrisi tubuh tidak bisa tercukupi dengan baik. Ada baiknya ketika ingin sahur dengan mie instan, kalian menambahkan bahan lain seperti sayur, telur, daging, sosis dan sejenisnya. Pasalnya setelah sahur kita harus membiarkan perut kosong dalam waktu lama hingga berbuka.
Advertisement
2. Cepat Lapar
Satu kemasan mi instan mengandung kalori yang terhitung tinggi yaitu 240 kalori. Namun selain kalori yang tinggi, mi instan tidak memiliki cukup gizi yang dapat membantu Anda menjalani hari saat berpuasa. Selain itu, tingginya kalori pada mi instan justru dapat membuat kalian merasa lebih cepat lapar saat puasa.
3. Menghambat Penyerapan Nutrisi di Tubuh
Masih ada dampak buruk lain yang akan Anda dapat ketika mengonsumsi mi instan untuk sahur yaitu efek negatif dalam proses pencernaan. Hal ini bisa membuat tubuh tidak mampu menyerap nutrisi makanan sehat lain. Hal ini juga membuat Anda tak bertenaga dalam beraktivitas sehingga mudah lemas.
Advertisement
4. Mengandung MSG Tinggi
MSG merupakan salah satu kandungan yang membuat rasa mi instan begitu lezat. Tapi tahukah Anda bahwa kandungan MSG yang tinggi dalam mi instan, dapat membuat tubuh tidak segar dan mudah haus saat berpuasa.
Tak hanya itu, MSG juga mampu menimbulkan sensasi terbakar pada tenggorokan, sakit kepala, atau nyeri dada setelah dikonsumsi berlebihan. Sehingga, tubuh merasa tidak fit saat siang hari di bulan Ramadan.