Liputan6.com, Manado - Sejumlah wilayah perairan di Sulut diterjang Badai Siklon Tropis Surigae. Selain di Kabupaten Bolmong Utara, badai juga menerjang Kabupaten Kepulauan Sangihe. Seorang penjaga rakit terombang-ambing di tengah laut akibat rakitnya putus sejak Minggu (18/4/2021).
Adalah Indra Saibulan (20), warga Desa Mohongsawang, Kecamatan Kendahe, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, yang kesehariannya bekerja sebagai penjaga rakit. Akibat badai yang melanda perairan sekitar Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, rakit yang dijaga oleh Indra putus hanyut ke tengah lautan.
Baca Juga
Advertisement
Beruntung karena Indra membawa ponsel, dan masih terdapat sinyal, pemuda ini tak kehilangan akal. Dia segera menulis pesan dan mengunggah di media sosial untuk meminta bantuan kepada warga.
"Minta tolong bagi masyarakat Sangihe, saya pekerja rakit. Saya menjaga rakit Sangihe yang berada di depan Kota Tahuna," tulis Indra di akun Facebook pada, Minggu (18/4/2021).
Masih dalam unggahan itu, Indra mengungkapkan bahwa dia mengalami masalah putus dua tali rakit, jadi tersisa hanya satu tali yang berfungsi. Dia juga meminta bantuan untuk segera dievakuasi ke darat karena cuaca masih buruk.
"Dan satu tali ini tidak akan bertahan satu hari di laut, mohon bantuannya sekarang," tulis Indra.
Selain menerima informasi lewat medsos, Basarnas Manado juga menerima laporan dari Ervina Jacob bahwa ada warga yang terombang-ambing di Perairan Tahuna.
Mendapat informasi itu, Kepala Kantor Basarnas Manado Suhri Sinaga memerintahkan anggotanya di Tahuna untuk bergerak ke lokasi keberadaan rakit dan menjemput Indra.
"Mengingat saat ini masih terjadi Badai Tropis Surigae yang mengakibatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang, jadi diperlukan kapal yang besar untuk penjemputan," ujarnya.
Pos SAR Tahuna berkoordinasi dengan agen kapal Niaga PT Aksar Saputra Lines Cabang Tahuna, bersama Tim SAR Gabungan serta keluarga korban bergerak menjemput Indra. Penjemputan direncanakan pada Senin pagi (19/4/20921).
"Tetapi terhalang dengan cuaca ekstrem angin dan tingginya gelombang laut, penjemputan korban ditunda sampai kondisi aman," ujar Suhri.
Senin sekitar pukul 21.30 Wita, kondisi cuaca mulai bersahabat. Tim SAR Gabungan langsung bergerak ke lokasi korban menggunakan kapal Aksar Saputra Lines. Pada saat perjalanan masih ada angin kencang dan gelombang tinggi, tetapi tidak separah pada pagi hari.
"Selasa subuh pukul 02.25 Wita, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi korban di atas rakit dan dibawa ke pelabuhan Tahuna," ujarnya.
Sinaga mengapresiasi Tim SAR Gabungan yang terlibat sehingga korban bisa dievakuasi dalam keadaan selamat, walau badai tetap menghantam selama proses evakuasi tersebut. Dia juga mengimbau kepada nelayan setempat agar memperhatikan perkirakan cuaca dari BMKG sehingga tidak membahayakan diri sendiri pada saat melaut.
"Saat ini masih terjadi Badai Tropis Surigae di wilayah Indonesia Timur, termasuk Sangihe. Sehingga nelayan lebih waspada dan berhati-hati pada saat melaut," ujar Sinaga.