Liputan6.com, Jakarta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan bahwa lambung orang yang ber-puasa lebih sehat ketimbang yang tidak puasa.
Ia menambahkan, menurut beberapa riset, gejala-gejala penyakit seperti maag, diare, dan kembung pada kelompok orang yang tidak berpuasa cenderung lebih buruk ketimbang yang berpuasa.
Advertisement
Selama Ramadhan, lanjutnya, terjadi penurunan skor gerd (penyakit pencernaan) pada orang-orang yang berpuasa.
“Kenapa orang yang puasa lebih sehat lambungnya dan gerdnya lebih baik? Karena pada dasarnya orang sakit maag itu terjadi karena ketidakteraturan makan. Kalau dia berpuasa sudah pasti makannya teratur pada saat sahur dan berbuka,” ujar Ari dalam seminar daring Medicine UI, ditulis Selasa (20/4/2021).
Alasan kedua, orang-orang yang berpuasa bisa mengendalikan asupan camilan yang tidak sehat. Sedang, orang yang tidak berpuasa bisa makan beragam camilan sepanjang hari yang umumnya adalah coklat, keju, lemak, asam, dan pedas yang bisa mengganggu lambung kita.
“Ini termasuk juga rokok, orang yang puasa pasti mengurangi konsumsi rokok karena sedang puasa.”
Simak Video Berikut Ini
Pengendalian Diri
Ari menambahkan, pada umumnya orang-orang pada saat Ramadhan melakukan pengendalian diri dengan menjalankan berbagai ibadah seperti puasa, tadarus, berzikir, sholat, dan lain-lain.
“Ibadah itu semuanya memberikan ketenangan. Jadi orang-orang yang gerd dan asam lambungnya tinggi itu pasti akan turun. Kenapa? Karena ketika kita tenang produksi asam lambung akan turun,” kata Ari.
“Tapi kalau kita gelisah, cemas, ketakutan, maka asam lambung akan meningkat. Itu memang ada teorinya, antara otak dengan perut itu saling berhubungan. Kalau otak terganggu, perut pun akan terganggu.”
Maka dari itu, puasa cocok bagi orang yang memiliki sakit lambung. Dengan puasa, sakit lambung bisa sembuh. Biasanya, pasien-pasien sakit maag menurun jumlahnya pada saat Ramadhan karena mereka makan dengan teratur, tutup Ari.
Advertisement