Setelah Indonesia, Microsoft Investasi Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Pusat Data di Malaysia

Microsoft akan membangun pusat data di Malaysia dengan nilai investasi USD 1 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2021, 04:45 WIB
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash
Liputan6.com, Jakarta Microsoft dikabarkan telah menandatangani kerjasama dengan pemerintah Malaysia, untuk membangun pusat data  pertamanya di negeri jiran. Nilai investasi proyek ini ditaksir mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun (estimasi kurs USD 1 = Rp 14.500)
 
Dikutip dari Nikkei Asia, Jumat (23/4/2021) kabar tersebut disampaikan langsung Perdana Menteri Malaysia lewat keterangan resminya. Proyek ini dinamai 'Bersama Malaysia', yang akan menjadi langkah paling signifikan perusahaan setelah 28 tahun beoperasi di Malaysia.
 
"Investasi signifikan dari Microsoft ini semakin memperkuat posisi Malaysia sebagai pusat data regional potensial dan kami selalu siap untuk menyambut lebih banyak mitra seperti kami bekerja dengan pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan proposisi nilai Malaysia di ruang besar data ini,” sebut Tan Sri Muhyiddin Yassin dalam laman resmi Microsoft.
 
Kerjasama ini bukan hanya mencakup rencana pembangunan pusat data, melainkan juga target perusahaan untuk melatih 1 juta penduduk Malaysia di bidang bisnis digital.
 
Termasuk akan membentuk MyDigital Alliance Leadership Council, kolaborasi perusahaan dengan pemerintah dalam merekomendasikan beberapa kebijakan berbasis cloud-fist dan digital-native.
 
Microsoft juga mengklaim investasinya tersebut dapat membantu menyumbang pendapatan baru bagi negara hingga USD 4,6 miliar atau sekitar Rp 66,7 triliun. Termasuk bakal membantu menciptakan 19 ribu lapangan pekerjaan baru, baik secara langsung maupun tidak langsung. 
 
Nilai investasi Microsoft ini akan jadi yang terbesar, setelah sebelumnya pemerintah Malaysia juga telah mengizinkan Amazon, Google dan perusahaan telekomunikasi lokal Telekom Malaysia untuk membangun pusat data dan layanan komputasi awan.
 
Kerjasama ini akan menjadi titik balik bagi iklim investasi Malaysia, yang selama pandemi 2020 nilai investasi asing langsung (FDI) negara ini turun hingga 68 persen. Kinerja ini merupakan yang terburuk dibanding negara Asia Tenggara lainnya.
 
Di tengah musim seret investasi seperti saat ini, Malaysia mencoba untuk mempertahankan dirinya sebagai tujuan investasi. Menteri keuangan Malayisa, baru-baru ini mengatakan sedang mencari insentif untuk membantu menarik lebih banyak FDI.
 
Dikatakan, nilai investasi dari penyedia layanan cloud ini ditaksir bisa mencapai puluhan triliun. Berkisar USD 2,91 miliar hingga USD 3,64 miliar atau sekitar Rp 42,1 triliun hingga Rp 52,7 triliun selama lima tahun ke depan.

Saksikan Video Ini


Langkah Serupa di Indonesia

Microsoft
Sebelum dengan Malaysia, kerjasama pembangunan pusat data sudah lebih dulu dilakukan Mocrosoft dengan Indonesia. Rencana ini diumumkan oleh perusahaan lewat laman resminya pada 25 Februari lalu, dan proyek ini akan diluncurkan dengan nama  "Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia".
 
Dalam keterangannya, proyek ini diklaim perusahaan dapat membantu menambah pemasukan negara hingga USD 6,3 miliar atau lebih dari Rp 91 triliun. Termasuk menyumbang 60 ribu lapangan pekerjaan baru selama empat tahun ke depan.
 
Selain itu, Microsoft juga berjanji akan membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai tagret 24 juta penduduk, yang mampu bersaing dalam iklim baru bisnis digital hingga akhir tahun ini.
 
“Microsoft memiliki komitmen jangka panjang untuk pertumbuhan Indonesia. Pengumuman hari ini adalah investasi terpenting kami dalam 26 tahun pendirian kami di sini." sebut Jean-Philippe Courtois, Executive Wakil President bidang Penjualan, Pemasaran and Operasi Micrisoft Global.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya