Liputan6.com, Delhi - Gelombang kedua COVID-19 di India telah menjadi tsunami COVID-19. Kasus meledak tinggi hingga tembus 200 ribu sehari.
Terjadinya tsunami itu diakui sendiri oleh satgas COVID-19 di India. Anak-anak pun ikut tertular.
Baca Juga
Advertisement
"Tsunami kasus yang nyata telah membuat kewalahan infrastruktur kesehatan di negara bagian kami kewalahan," ujar Dr. Shashank Joshi, anggota satgas COVID-19 di Mumbai, dilaporkan The Guardian, Selasa (20/4/2021).
"Kali ini, kami menyaksikan orang-orang usia muda antara 20 dan 40 yang terdampak serius dan bahkan anak-anak masuk rumah sakit dengan gejala-gejala parah," ujarnya.
Pakar urologis di Tamil Nadu, Dr K Senthil, juga menyaksikan bagaimana warga mulai abai protokol COVID-19. Banyak orang mulai melepas masker, bahkan ikut kampanye. Ia menyesalkan sikap warga yang abai.
"Sekarang kita menyaksikan gelombang infeksi virus corona yang lebih buruk daripada yang pertama dan magnitudo penyebarannya makin parah dan parah," ujar Dr Senthil yang menyebut rumah sakit mulai penuh.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus COVID-19 di India sudah menembus 15 juta kasus. Angka kasus baru terus meroket hingga 273 ribu kasus harian muncul pada 18 April kemarin.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
100 Juta Orang Sudah Divaksin
Menurut Our World in Data, India sebetulnya sudah memberikan vaksin kepada lebih dari 107 juta orang per 18 April 2021. Ini menjadikan mereka sebagai negara kedua dengan vaksinasi tertinggi setelah Amerika Serikat.
India menggunakan AstraZeneca dan baru-baru ini meloloskan Sputnik-V dari Rusia. Izin untuk Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson juga sedang diproses.
Meski India sudah memvaksin 100 juta orang, populasi di negara itu mencapai 1,3 miliar orang. Baru ada 7,1 persen populasi yang mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin.
Negara bagian seperti Maharashtra kembali menerapkan lockdown akhir pekan. Delhi juga akhirnya menerapkan lockdown.
Jenazah-jenazah di Raipur menumpuk di depan rumah sakit pemerintah, sebab rumah sakit tak mengira bakal banyak orang yang meninggal bersamaan. Upaya kremasi pun terhambat.
Di Surat, tempat kremasi juga penuh, alhasil keluarga mengkremasi anggota keluarga mereka di lapangan terbuka.
Advertisement
Menkes Budi Sudah Pantau Lonjakan Kasus di India
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan agar masyarakat tidak terlena dengan turunnya angka konfirmasi positif Covid-19. Pasalnya, dia tidak ingin yang terjadi di India, dialami Indonesia.
"Penyebabnya apa yang terjadi di India? Adalah mutasi baru, walau di Indonesia masih sedikit. Dan mereka lupa kurang waspada prokes meski vaksinasi di sana sudah tinggi jumlahnya," kata Budi saat jumpa pers di Istana Negara Jakarta, Senin (19/4).
Budi menilai, langkah PPKM Mikro yang dilakukan pemerintah sudah cukup efektif menekan laju pertumbuhan Covid-19.
Selain itu, vaksinasi nasional yang terus berjalan dan ditingkatkan jumlahnya mendukung melandai kurva konfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air.
"Kita PPKM mikro dan vaksinasi sudah dapat menurunkan konfirmasi kasus, ketersediaan bed rumah sakit, tapi kita tetap hati-hati dengan menaati prokes dan insyaallah kita jangan seperti apa yang terjadi di India," harap Budi.
Infografis Vaksin COVID-19:
Advertisement