Liputan6.com, London - Publik ingin Mahkota melewati Pangeran Wales dan diserahkan kepada Pangeran William ketika pemerintahan Ratu berakhir, sebuah jajak pendapat telah terungkap.
Menurut Mirror, publik Inggris disebut menginginkan Pangeran William menjadi raja setelah kekuasaan Ratu Elizabeth II berakhir.
Advertisement
Temuan itu dipaparkan lembaga survei Deltapoll yang mewawancarai 1.590 orang dewasa antara 31 Maret sampai 1 April. Masyarakat dilaporkan ingin agar ayah William, Pangeran Charles yang saat ini adalah putra mahkota, supaya menyerahkan tahtanya ke putranya.
Dalam jajak pendapat tersebut, Duke of Cambridge memiliki keunggulan 20 poin - 47% hingga 27% - atas ayahnya Pangeran Charles dalam pukulan besar bagi popularitas pewaris meskipun ada langkah besar untuk meningkatkan citra publiknya selama dua dekade terakhir.
Tetapi responden yang lebih muda berusia 18 hingga 24 tahun menginginkan Pangeran Harry sebagai raja atas ayah dan saudara laki-lakinya.
Meskipun lebih dari setengah -- 51% -- percaya bahwa Harry (36) bersama istrinya Meghan, 39, telah merusak reputasi monarki.
Harry dan Meghan terus membuat publik Inggris terpolarisasi sejak memutuskan keluar dari kerajaan pada 2020. Apalagi, mereka makin menjadi sorotan karena pada Maret tahun ini, mereka diwawancarai oleh Oprah Winfrey.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pangeran William Harus Menunggu Gilirannya untuk Menjadi Raja Inggris
Dalam wawancara itu, pasangan Duke dan Duchess of Sussex itu menuduh ada anggota kerajaan yang mempertanyakan warna kulit anak mereka, Archie. Adapun Meghan Markle mengaku, dia sempat ingin bunuh diri karena tak mendapat bantuan terkait proses kejiwaan saat hamil.
Survei itu jelas menjadi pukulan telak bagi Prince of Wales, yang berusaha memulihkan citranya dalam 20 tahun terakhir.
Pemulihan itu merujuk pada keputusan Charles bercerai dari Putri Diana pada 1996, dan kematian Princess of Wales setahun kemudian. Hanya sekitar 40 persen yang masih ingin Ratu Elizabeth II tetap di posisinya hingga dia meninggal.
Sekitar seperlimanya ingin Ratu mundur saat kesehatannya tengah prima, seperti dilansir Daily Mirror pada awal April ini.
Graham Smith, CEO sebuah kelompok anti-monarki bernama Republic, menerangkan, apa pun hasil survei, Charles akan menjadi raja. Meski begitu, Smith mencatat bahwa jajak pendapat itu menunjukkan bahwa masyarakat ingin adanya pilihan.
"Jurang yang besar di antara generasi memperlihatkan bagaimana kerajaan terputus dari dunia modern," paparnya.
Suksesi Kerajaan Inggris saat ini menjadi isu terhangat setelah suami Ratu, Pangeran Philip, meninggal pada 9 April.
Seusai pemakaman pada Sabtu (17/4), Pangeran Charles menemui Pangeran William untuk membahas masa depan kerajaan.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement