KTT ASEAN di Jakarta Bakal Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

KTT ASEAN akan menerapkan protokol kesehatan ketat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Apr 2021, 15:56 WIB
Warga memegang bendera ASEAN saat menonton parade ASEAN 50 Tahun di Jakarta, Minggu (27/8). Acara ini menampilkan Parade Bendera ASEAN, Parade kostum, Parade tari musik, dan keunikan lainnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - KTT ASEAN, di mana para pemimpin negara-negara ASEAN bakal diadakan secara tatap muka pada Sabtu (24/4/2021) di Jakarta. 

KTT ini disebutkan akan fokus membahas masalah kudeta militer di Myanmar. Bahkan, pemimpin kudeta militer Min Aung Hlaing akan ikut menghadiri KTT tersebut. 

Acara ini akan digelar dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat lantaran diselenggarakan di masa pandemi COVID-19. 

"Karena pandemi COVID-19 dan protokol keamanan yang sedang berlangsung, partisipasi personel di acara KTT akan dibatasi. Diselenggarakannya ASEAN Leaders Meeting akan mematuhi protokol kesehatan dan keamanan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia secara ketat," tulis pernyataan resmi dari Sekretaris ASEAN yang diterima Liputan6.com pada Selasa (20/4/2021). 

Kantor sekretariat ASEAN pun turut menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas fasilitasi yang diperlukan untuk acara KTT tersebut. 

Saksikan Video Berikut Ini:


Akan Bahas Isu Kudeta Militer

Panglima Tertinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). Myanmar saat ini sedang dalam kekacauan sejak para jenderal militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada Februari. (AP Photo)

Militer Myanmar telah menewaskan sedikitnya 730 pengunjuk rasa pro-demokrasi, menurut sebuah kelompok aktivis, dalam upaya untuk menghancurkan protes anti-kudeta nasional.

Jumlah wartawan yang ditangkap sejauh ini mencapai lebih dari 65 dan setidaknya 34 masih ditahan, menurut kelompok pemantau ASEAN.

Pemerintah bayangan Myanmar telah mendesak para pemimpin Asia Tenggara untuk mengangkat isu kudeta militer selama pertemuan para pemimpin negara dan tidak mengakui penguasa militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari lalu. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya