Liputan6.com, Paris- Paris Saint-Germain (PSG) dan Bayern Munchen tak masuk dalam 12 klub yang mendukung European Super League (ESL) atau Liga Super Eropa. Kedua klub bahkan mewakili tidak adanya wakil dari Jerman dan Prancis di ESL.
Seperti dilansir Marca, PSG punya alasan logis tidak ikut-ikutan klub lain dukung European Super League. PSG dimiliki oleh Qatar Sports Investments (QSI) yang dipimpin Nasser Al-Khelaifi.
Advertisement
Al Khelaifi dan QSI diketahui punya keterikatan yang kuat dengan UEFA dan FIFA. BeIN Sports yang memiliki hak siar Liga Champions juga jadi alasan, apalagi Qatar jadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
UEFA dan FIFA sangat menentang Liga Super Eropa. Nasser El-Khelaifi tak mau merusak hubungan dengan UEFA.
Dia juga diketahui cukup akrab dengan Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. Al-Khelaifi dikabarkan bakal ambil alih posisi presiden Asosiasi Klub-Klub Eropa (ECA) karena Andrea Agnelli gabung ESL.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Tak Tergoda Uang
Di sisi lain, PSG tak tergoda dengan uang yang bakal diberikan kalau gabung Liga Super Eropa. Ini bisa bantu mereka ikat dua megabintang mereka, Neymar dan Kylian Mbappe.
Padahal kontrak dua pemain bintang itu berakhir pada 2022. Ini pula yang membuat media Prancis, L'Equipe memberi judul di head line mereka: "Perang antara klub kaya."
Advertisement
Alasan Munchen
Di Jerman, situasinya berbeda. Klub Jerman sangat dekat dengan fans, sehingga ambisi gabung Liga Super Eropa sangat kecil.
CEO Borussia Dortmund, Hans-Joachim Watzke sebelumnya mengungkapkan alasan mengapa mereka menolak Liga Super Eropa. Mereka lebih memilih perubahan di Liga Champions yang ada saat ini.