Jadi Distributor Vaksin COVID-19, Bagaimana Dampaknya terhadap Kalbe Farma?

Anak usaha PT Kalbe Farma Tbk, Enseval Putra Megatrading mendapat bagian untuk mendistribusikan vaksin di tujuh provinsi yang sebagian besar berada di Sumatera.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Apr 2021, 17:59 WIB
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya PT  Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) mendapatkan kontrak layanan distribusi vaksin COVID-19 hasil kerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).

Meski begitu, Perseroan enggan menakar keuntungan dari sisi komersial atas kontribusinya sebagai distributor vaksin COVID-19. Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata menuturkan, hal ini lantaran Perseroan tidak tahu secara pasti kuantitas vaksin yang akan didistribusikan oleh EPMT.

Bernadus mengatakan, EPMT mendapat bagian untuk mendistribusikan vaksin di tujuh provinsi yang sebagian besar berada di Sumatera. Sekitar dua di antaranya merupakan provinsi di Kalimantan.

"Oleh karena itu, kita tidak terlalu menghitung dari segi komersialnya karena distribusi itu saja. Dan kalau sudah begitu kita juga tidak tahu akan berapa besar didistribusikan karena itu sangat tergantung dari pusat dalam hal ini Biofarma. Berapa ketersediaan vaksinnya dan bagaimana, dia yang menentukan policynya,” ujar Bernadus dalam diskusi virtual, Selasa (20/4/2021).

"Itu membuat kita menjadi sangat sulit untuk mengestimasi dari segi komersial,” ia menambahkan.

Bernadus menekankan, perseroan hanya salah satu distributor yang membantu pemerintah mendistribusikan vaksin COVID-19 ke seluruh Indonesia. Untuk itu, ia menilai hal kontribusi EPMT sebaiknya tak perlu dikalkulasikan secara komersil.

"Jadi ya lebih baik kita tidak berhitung atau mengestimasinya , ataupun percaya itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kinerja dari kami,” pungkas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun

Ilustrasi Kalbe Farma

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun pada 2021. Besaran capex ini sama 2020, dan akan berlanjut hingga 2023. 

"Capex kalbe di 2021 direncanakan sekitar Rp 1 triliun, sama seperti 2020 dan sumbernya dana internal,” ujar Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 7 Januari 2021.

Vidjongtius menuturkan, tujuan capex ini untuk menyelesaikan infrastruktur perusahaan yang sedang berjalan. Baik berupa bangunan maupun teknologi sebagai prasarananya.

"Tujuan capex untuk menyelesaikan pabrik yang sedang berjalan dan distribusi serta infrastruktur teknologi informasi,” kata dia.

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk merencanakan target penjualan 2021 sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni sekitar 5 persen. Perseroan akan terus memonitor kondisi dan perkembangan bisnis hingga akhir tahun 2020 dan kuartal I 2021. 

“Kepastian target penjualan tahun 2021 akan diumumkan setelah laporan keuangan kuartal pertama tahun 2021 dipublikasikan,” ujar Corporate Secretary, Lukito Kurniawan Gozali seperti dikutip dari laman BEI.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya