Kalbe Farma Lihat Myanmar Simpan Potensi meski Ada Kudeta

Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Kartika Setiabudy menuturkan, Myanmar selama ini memang menjadi focus country KLBF di Asia Tenggara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Apr 2021, 19:31 WIB
Ilustrasi Kalbe Farma

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengaku tetap akan merampungkan ekspansinya di Myanmar, kendati kondisi politik negara tersebut tengah bergejolak.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Kartika Setiabudy menuturkan, Myanmar selama ini memang menjadi focus country KLBF di Asia Tenggara. Lantaran, produk-produk OTC (Over The Counter) atau obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.

"Kami melihat ada gejolak karena memang situasi negaranya juga volatile tapi secara jangka panjang kami melihat Myanmar ini masih potensial. Produk-produk OTC kami diterima dengan baik di sana. Jadi makanya kita memutuskan untuk membangun pabrik sendiri," ujar dia dalam diskusi virtual, Selasa (20/4/2021).

PT Kalbe Farma Tbk menginvestasikan Rp 283,35 miliar melalui Kalbe Myanmar Company Ltd. (KMC) untuk membangun fasilitas produksi farmasi. Manajemen perseroan mengatakan akan tetap melanjutkan produksi saat keadaan mulai membaik.

"Jadi walaupun terjadi gejolak saat ini kami tetap melanjutkan finalisasi pembangunan pabrik kita. KIta sudah invest sekitar Rp 200 miliar untuk pabrik kita di sana. Dan saat ini memang harus monitor dulu situasinya. Setelah itu kita akan lanjutkan lagi dengan produk kita di sana,” ujar Kartika.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata mengatakan, pabrik baru tersebut secara fisik sudah selesai. Dia memastikan, KLBF tidak akan menghentikan operasi bisnisnya di Myanmar dan akan melanjutkan produksi saat situasi sudah memungkinkan.

"Myanmar itu karena kondisi politik. Mudah-mudahan bisa jadi stabil lagi. Karena pabrik kita sudah jadi. Jadi tinggal produksi,” kata dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Anak Usaha Ikut Jadi Distributor Vaksin COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya PT  Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) mendapatkan kontrak layanan distribusi vaksin hasil kerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).

Meski begitu, Perseroan enggan menakar keuntungan dari sisi komersial atas kontribusinya sebagai distributor vaksin covid-19. Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata menuturkan, hal ini lantaran Perseroan tidak tahu secara pasti kuantitas vaksin yang akan didistribusikan oleh EPMT.

Bernadus mengatakan, EPMT mendapat bagian untuk mendistribusikan vaksin di tujuh provinsi yang sebagian besar berada di Sumatera. Sekitar dua diantaranya merupakan provinsi di Kalimantan.

“Oleh karena itu, kita tidak terlalu menghitung dari segi komersialnya karena distribusi itu saja. Dan kalau sudah begitu kita juga tidak tahu akan berapa besar didistribusikan karena itu sangat tergantung dari pusat dalam hal ini Biofarma. Berapa ketersediaan vaksinnya dan bagaimana, dia yang menentukan policynya,” ujar Bernadus dalam diskusi virtual, Selasa, 20 April 2021.

“Itu membuat kita menjadi sangat sulit untuk mengestimasi dari segi komersial,” ia menambahkan.

Bernadus menekankan, perseroan hanya salah satu distributor yang membantu pemerintah mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia. Untuk itu, ia menilai hal kontribusi EPMT sebaiknya tak perlu dikalkulasikan secara komersil.

 "Jadi ya lebih baik kita tidak berhitung atau mengestimasinya , ataupun percaya itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kinerja dari kami,” pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya